Ethan tidak berbicara sepatah katapun saat kami sarapan. Ia hanya menyantap makanannya dengan khidmat, tanpa suara. Suasanan yang paling kubenci. Aku mencoba mencari topik pembahasan. Tapi sampai piring Ethan kosongpun, kami masih sama-sama diam. Aku menoleh padanya. Ia sedang menatap s**u buatanku sengit. Cepat-cepat aku berkata, "Perlu kusuap?" Ada jeda sesaat sebelum ia menjawab, "Nope. Aku bisa sendiri, B." Aku tidak tau apa yang salah dengan diriku. Mendengar jawabannya membuat hatiku jengkel. Aku tidak suka dengan Ethan yang sekarang. Dia bukan lagi Ethan yang kukenal. "Kau yakin?" "Ya. Aku bisa minum sendiri." Ethan menggengam gelas berisi s**u tersebut dengan senyum bangga. Perlahan, ia mulai meneguk s**u vanilla rendah lemak yang kubuatkan untuknya itu. Dia tidak menghabiskan