Mataku terlalu lelah untuk terbuka. Saat aku membuka mata pun, kelopakku terasa begitu berat. Tanpa berkaca dan menanyai Simca yang satunya, aku bisa merasakan mataku membengkak seperti baru saja disengar tawon. Menutup mata lagi dan menunggu mataku benar-benar membaik, terdengar sangat menggoda. Namun aku berusaha keras membuka mataku. Tidak kaget aku bisa tidur senyaman itu di saat malam di musim dingin. Zeus menemaniku tidur. Dia mendengkur keras sekali. Anehnya, dengkuran itu bukannya terdengar menganggu, namun meninabobokan. “Oh, Simca. Kau benar-benar sudah terjerat oleh pria ini.” Setelah membisikkan kalimat itu di telinganya, perlahan-lahan aku mengambil tangan Zeus yang melingkari tubuhku. Menjauhkan tangan pria itu dariku dan membuat monster manipulatif ini te