Pak Yuda masuk ke dalam gudang. Kepala keamanan masih terbungkuk-bungkuk di depannya mengarahkan Pak Yuda harus ke mana. Di dalam gudang sudah banyak orang menunggu dan mereka semua hanya menjaga satu orang perempuan terborgol yang berlutut di tengah gudang. Perempuan itu kelihatan sudah lemas. Darah kering terlihat di sudut bibir dan juga di pelipisnya. Pakaiannya koyak, secara keseluruhan dia sangat berantakan. Kening Pak Yuda mengernyit. Sepertinya ada yang tak beres dari perempuan yang terlihat lemas ini. “Apa kalian memperlakukannya dengan kasar?” “Dia melawan, jadi kami terpaksa memukulnya sedikit,” kata kepala security sambil menelan ludah. Pak Yuda mendekati Zea dan menjepit wajah kecilnya dengan lima jari Pak Yuda yang besar-besar. “Halo Zea, apa kamu masih ingat saya?” kata