Alinka mengamati Mario dan Nayaka yang saat ini tengah mengobrol di halaman belakang. Rasa was-was masih terus meliputi hatinya. Alinka takut jika Nayaka menceritakan kebohongan-kebohongan absurd mengenai Alinka kepada Mario. Pun dengan Mario, Alinka takut jika kakak Tamara itu menceritakan sesuatu tentang diri Alinka kepada Nayaka. Karena kan bagaimanapun juga, Mario sudah mengenal Alinka sejak lama—ya walaupun tidak dekat, sih. Ponsel Alinka yang berada di genggamannya bergetar. Segera ia mengamati layar ponselnya yang tengah menampilkan kontak nama Tamara. “Halo, Tam,” sapa Alinka mengangkat panggilan dari sahabatnya itu. Tatapan Alinka masih mengarah pada Nayaka dan Mario di halaman belakang. “Gue hubungin nanti ya, ini bukan saat yang tep—” “Kenapa nggak bilang ke gue kalau lo uda