Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
# Raya terlihat antusias saat menceritakan tentang wanita yang mirip dengan ibunya itu. “Mama tahu, kami bahkan berkenalan,” ucap Raya. Rheina tersenyum. “Oh ya, jadi kau tahu namanya? Lama-lama Mama jadi penasaran karena kau terus bilang kalau dia mirip dengan Mama,” ucap Rheina. Raya mengangguk cepat. “Yup, Mama memang harus bertemu dengan Kak Allana,” ucap Raya. Saat itu ponsel di tangan Rheina mendadak terjatuh. Nama yang meluncur dari bibir putrinya itu adalah nama yang selama ini sudah menjadi mimpi buruknya. “Ponsel Mama!” Raya bergegas turun dari tempat tidur dan memungut ponsel milik ibunya yang saat itu masih tergeletak begitu saja di lantai. Beruntung benda itu tampaknya tidak mengalami kerusakan karena memakai pelindung. Saat Raya mengembalikan benda itu pada ibunya,