Part 07

1034 Kata
Sarah dan kedua sahabatnya, menatap senang dengan tas yang mereka pamerkan sekarang. Setelah seminggu pulang dari Vila, ketiga pria yang membelikan tas untuk mereka, akhirnya datang juga kemarin dan hari ini mereka membawanya ke kampus dan memamerkan pada anak-anak kampus yang iri melihat mereka memakai tas keluaran terbaru dan brand ternama.             “Aku suka dengan tas ini, mungkin ini akan menjadi tas kesayangan aku berikutnya,” ucap Terri, mengusap tasnya yang sangat cantik dan bagus baginya.             Sarah dan Paarie mengangguk, memang bagus sekali tas yang mereka pakai sekarang. Banyak yang menginginkan, tapi, tas ini hanya da sepuluh di dunia dan mereka mendapatkannya. Betapa mereka sangat senang dan bahagia.             “Aku  tertarik dengan Andra, dia lelaki yang cukup baik dan menyenangkan,” ucap Parrie tersipu malu. Andra sudah menyatakan perasaan padanya, dan Parrie mengatakan kalau ia akan berpikir lebih dahulu dan ia akan menjawabnya hari ini.             “Aku juga tertarik pad Josh, dia pria yang sangat menyenangkan dan selalu mengerti aku,” Terri menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.             Sarah tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya ini, menyukai Andra dan Josh. Sarah juga sangat bahagia, bila kedua sahabatnya bahagia. Ia tidak akan melarang kedua sahabatnya menjalin kasih dengan kedua sahabat Ferran, yang kelihatan memang baik dan selalu memberi perhatian pada Terri dan Parrie.             “Kalian terima saja mereka. Aku mendukung kalian dengan mereka,” ucap Sarah memeluk Terri dan Parrie.             Parrie mengangguk, ia akan menerima Andra dan mencoba menjalin hubungan dengan Andra, kalau mereka cocok, mungkin mereka bisa melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Parrie tidak akan memandang umur, yang penting dirinya dan Andra saling mencintai.             “Aku akan menerimanya hari ini. Dia sudah menyatakan perasaannya beberapa hari yang lalu,” ucap Parrie tersipu malu.             Sarah yang mendengar ucapan Parrie, sangat senang dan berharap Parrie dan Andra akan menjadi pasangan yang harmonis, dan berlanjut ke jenjang yang lebih serius nantinya. Sarah bahagia melihat kedua sahabatnya juga bahagia.             “Kau sangat cocok dengan Andra, kau pasti akan berbahagia bersamanya,” ucap Terri pada Parrie dan diangguki oleh Sarah.             Parrie mengangguk, memang dirinya sudah mencintai Andra dan ingin selalu bersama dengan pria itu. Pria yang sangat tampan dan baik padanya.             “Kau juga sangat cocok dengan Josh, Terri. Sebaiknya kau juga mulai menerima Josh, bila Josh menyatakan perasaannya padamu,” ucap Parrie pada Terri yang mengangguk mendengar ucapan dari Parrie.             Sarah memeluk kedua sahabatnya, sebentar lagi kedua sahabatnya akan memiliki kekasih dan Sarah sangat bahagia, kedua sahabatnya tidak sendiri lagi. Sarah akan mengatakan ini pada Ferran, kalau kedua sahabatnya akan menjadi kekasih kedua sahabat Ferran.             “Aku bahagia kalian juga bahagia, aku ingin mengatakan pada Papi nanti, kalau kalian akan menjadi kedua sahabat Papi,” ucap Sarah mengembangkan senyuman manisnya.             Parrie dan Terri, membalas pelukan Sarah, mereka berpelukan di lorong kampus dan banyak yang melihat pada mereka bertiga. Mereka yang melihat ketiga gadis itu berpelukan, ingin ikut juga, ketiga gadis itu adalah gadis popular di kampus mereka dan tidak ada yang berani berbuat macam-macam pada ketiga gadis itu.             *olc*             “Papi, kau tahu? Kalau Terri dan Parrie, akan menerima Josh dan Andra, berpacaran,” ucap Sarah tertawa senang sembari membaca bukunya.             Ferran melihat pada Sarah dan tertawa, karena ucapan Sarah yang sangat lucu. Mana mungkin Ferran tidak mengetahui kalau kedua sahabatnya akan menjalin kasih dengan kedua sahabat Sarah, mungkin sekarang mereka sudah menjalin hubungan dan itu membuat Ferran juga senang. Ferran berharap kedua sahabatnya sungguh menemukan kebahagiaan mereka.             “Aku tahu Sarah, mereka sering bercerita perkembangan hubungan mereka dengan kedua sahabatmu itu,” ucap Ferran tetap focus pada laptop-nya.             “Aku tidak menyangka, kalau mereka akan menjalin kasih dengan sahabat Papi, padahal mereka umurnya cukup terpaut jauh,” ucap Sarah.             Ferran menggeleng, umur bukanlah masalah untuk menjalin hubungan. Banyak diantara orang-orang umurnya cukup terpaut jauh dan menjalin kasih. Bahkan menikah.             “Umur bukanlah masalah untuk menjalin hubungan, kalau saling mencintai umur tidak menjadi masalah,” ucap Ferran.             Sarah mengangguk, membenarkan ucapan dari pria yang sudah menjadi ayah angkatnya ini. Sarah nantinya tidak akan mempermasalahkan umur kalau menjalin hubungan dengan seorang pria. Karena Sarah menginginkan  pria yang mencintainya dan menjaga dirinya.             “Kau benar Papi. Nanti Sarah akan melakukan hal sama, kalau Sarah menemukan pasangan hidup Sarah atau menjalin kasih dengan seorang pria.”             Ferran yang mendengar ucapan Sarah, merasa tidak suka membayangkan Sarah akan menjalin kasih dengan pria lain. Dirinya tidak rela Sarah menjadi pasangan prialain, padahal Sarah hanya anak angkatnya. Tidak perlu merasakan hal seperti ini. Dirinya tidak berhak untuk melarang Sarah mencari pasangannya nanti.             Namun, perasaannya tidak ikhlas dan tidak mau Sarah dengan pria lain. Ada apa dengannya?             “Papi, kau melamun?” Sarah menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Ferran.             Ferran yang tersadar dan menggeleng, ia tidak melamun. Atau memang benar dirinya melamun. Melamunkan rasa tidak ikhlasnya saat membayangkan Sarah dimiliki oleh pria lain.             “Tidak. Aku tidak melamun.”             Sarah cemberut mendengar ucapan Ferran yang katanya tidak melamun. Padahal Sarah sedari tadi berbicara dengan Ferran, lelaki itu tidak mendengarkan dan tidak merespon dirinya. Apa yang tidaknya melamun?!             “Kau melamun. Aku ingin kau memilih dress terbaru untukku, aku sedang bingung dengan memilih dress yang tampak sangat bagus ini,” ucap Sarah, menunjukkan ponselnya kepada Ferran. Memperlihatkan dua dress model sama, namun, beda warna.             Ferran yang mendengar ucapan Sarah, mendengkus kesal. Ferran takut kejadiannya akan seperti dulu. Ferran sudah memilih warna dress untuk Sarah, tapi, Sarah malah sudah mempunyai pilihannya sendiri.  Kenapa Sarah sering bertanya padahal sudah mempunyai pilihan sendiri.             “Kau ingin aku memilih yang mana? Kau selalu punya pilihan sendiri, Sarah,” ucap Ferran melanjutkan pekerjaannya kembali.             Sarah menggeleng, ia ingin Ferran memilihkan dress yang bagus untuknya. Sarah bingung, kedua warna dress ini sangat cantik dan bagus. Satu warna merah dan satunya lagi warna gold.             “Aku ingin Papi yang memilihkan dress ini untukku, aku nggak mau pilih sendiri!” ucap Sarah.             Ferran mendesah kasar dan mematikan laptopnya, Sarah sudah mulai manja lagi dan Ferran tidak bisa mengabaikan Sarah. Karena gadis itu akan mogok bicara nantinya. Lebih baik Ferran meladeni Sarah lebih dahulu.             “Mana dress-nya?” tanya Ferran, meminta Sarah untuk memperlihatkan ponselnya.             Sarah tersenyum senang dan memperlihatkan ponselnya pada Ferran, berharap pria itu akan memilih warna yang bagus untuknya. Sarah sangat senang bila Ferran selalu perhatian padanya.             “Bagus warna gold,” ucap Ferran.             Sarah mengembangkan senyumannya dan mengangguk. “Baik, aku pilih warna merah saja,” ucap Sarah dan berlalu meninggalkan Ferran.             Ferran memutar bola matanya malas. Sarah mulai lagi. Mulai menyebalkan.             *olc*
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN