"Ra.., jangan bilang lo jadi simpenan Om-om?" Mata Savira melebar. "Eng-enggaklah, Jan!" elaknya. Simpenan? Padahal lebih tepatnya istri kedua yang dirahasiakan. Ya, tebakan Janari nyaris benar, sih. Tapi Savira masih malu untuk mengakui, wanita mana yang bangga dijadikan istri kedua terlebih dirahasiakan dan hanya dimanfaatkan rahimnya saja, setelah itu, Savira akan kembali pada kehidupannya yang semula. "Lo enggak bohongin gue kan, Ra?" tanya Janari mencurigai. Savira mengigit bibir bawahnya gugup, "Jan, gue jelasin nanti, ya." balasnya lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak, tak lupa juga Savira menonaktifkan ponselnya, menghindari telepon masuk atau pun pesan dari Janari. Mengalihkan fokusnya, Savira meletakkan ponselnya ke atas nakas, lalu dia berjalan keluar sebab samar-