Kean meremas rambutnya, menatap marah pada kedua anaknya yang menyengir padanya. Dua bocah sialan ini, sudah seminggu lebih kedua anaknya tidur dengan Ayin dengan dalih yang masih sama, mereka takut tidur di kamar mereka. Takut pada hantu. Dan Kean harus mengalah deengan tidur di kamar lain, atau lebih tepatnya tidur di kamar kedua anaknya. Sekarang Kean menyerah, dan tidak mau mengalah lagi pada kedua anaknya dan tidak mau tertipu lagi dengan alasan yang diberikan oleh kedua anaknya setiap malam. Pasti kedua bocah laknat ini ada yang mereka inginkan, dan Kean harus menuruti kemauan kedua anaknya ini. Kalau tidak Kean akan tidur di kamar lain setiap malam dan tidak bisa memeluk Ayin. “Oke, Papa menyerah. Apa yang kalian inginkan?” tanya Kean, menata