Satu minggu telah berlalu dan kini kondisi Alger jauh lebih baik daripada sebelumnya. Senyum ceria bocah lelaki itu pun juga sudah terpancar seperti matahari terbit yang menyinari dunia.
“Mama hari ini nggak ke kantor?” tanya Alger dengan nada yang begitu ceria.
Gyzell yang hanya menggunakan daster pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jarang sekali wanita itu mengenakan pakaian sejuta ibu-ibu itu.
“Mama lagi mau libur aja sayang,” jelas Gyzell lalu wanita itu kembali fokus pada capcay yang telah dia buat untuk sarapan pagi ini.
“Emmm, masakan Mama selalu sedap,” ucap Alger yang sudah duduk di meja makan. Pagi ini bocah itu terlihat sangat bahagia.
Gyzell menoleh ke arah putranya yang sudah duduk manis di sana dengan kaki digoyangkan. Wajah polos Alger membuat Gyzell tidak t
