Tiga hari telah berlalu dan kini Alger diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. tentu saja bocah lelaki itu sangat bahagia, karena sebentar lagi dia akan tidur dan main dengan nyaman di rumahnya. Selama berada di rumah sakit, pergerakan Alger sangat terbatas, ruangan yang sempit dan ranjang sempit pula membuatnya sangat bosan berada di ruangan yang dipenuhi dengan bau obat-obatan itu. “Mah, kenapa Om Nick nggak jenguk Al lagi?” Gyzell yang sedang membereskan barang bawaanya pun seketika mendongak menatap sang putra yang sedang duduk di atas brankar rumah sakit dengan kepala yang dibalut dengan perban. “Om Nick lagi sibuk, Sayang. Mungkin nanti sore baru ke rumah,” ucap Gyzell dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. Alger menghela napasnya pelan. Beberapa hari ini kebersamaa