Johana membuka matanya dengan perlahan, rasa kantuk masih memeluknya erat. Cahaya pagi mulai menyelinap masuk melalui celah jendela kamar, menerangi ruangan dengan lembut. Udara pagi terasa segar memasuki kamar melalui jendela terbuka, mengusir sisa-sisa mimpi yang masih menyelimuti pikirannya. Kesadarannya masih belum penuh seutuhnya hingga sesaat kemudian ia menyadari bahwa ia sedang berada di kamar Candra. Dengan hati-hati, Johana memeriksa sekitar. Kamar itu terasa mewah dan teratur, dengan sentuhan elegan namun minimalis. Ia baru menyadarinya sekarang, kemana saja sorot matanya semalam. Kemudian Johana menarik selimut yang menutupinya dan menemukan bahwa ia masih mengenakan piyama yang diberikan oleh Candra semalam. Selang beberapa detik berikutnya, pandangan mata Johana tertuju pad