Terpaksa

1044 Kata
Malam ini Randy berniatan untuk berkunjung kerumah Tania. Sebab ia masih ingin memastikan jika Tania tak merasa semakin frustrasi dan akan kembali menyakiti dirinya sendiri. Dan ini juga salah satu permintaan Papanya yang tak akan pernah bisa ia tolak. Randy sudah terlihat tampan dengan gaya casualnya dan tatanan rambut yang rapi. Ia berharap jika nanti Tania bersedia ia ajak keluar, karena ada hal penting lain yang ingin Randy bicarakan dengan Tania. Randy baru saja tiba dipekarangan rumah Tania, dengan segera ia langkahkan kakinya menuju pintu utama. Disana Randy disambut hangat oleh kedua orangtua Tania. Randy pun mengatakan kepada kedua orangtua Tania jika maksud kedatangannya adalah ingin mengajak Tania makan malam agar mereka dapat lebih akrab dan saling mengenal satu sama lain. Dan kini Mama Tania mulai memanggilkan Tania yang masih mengurung dirinya dikamar. Tok..tok..tok.. "Tania.." pekik Mama. "Iya Ma, sebentar.." jawab Tania seraya membukakan pintu kamarnya. Terlihat sang Mama yang tengah tersenyum manis kepadanya kini menggenggam jemari Tania. "Ada apa Ma? Pasti Mama mau suruh Tania makan ya? Tania gak laper Ma. Nanti aja ya," ucap Tania beralasan. "Bukan Kok sayang. Enggak. Mama cuma mau panggil kamu saja. Ada yang tunggu kamu tuh dibawah," jawab Mama. "Siapa Ma?" tanya Tania dengan kedua alis yang saling bertautan. "Randy. Dia bilang dia mau ajak kamu makan malam. Yasudah kamu ganti baju dan jangan lupa dandan yang cantik ya Nak," jelas Mama. "No Ma. Bilang saja kalau Tania sedang gak enak badan. Atau apa lah gitu. Tania gak mau pergi sama Randy," tolak Tania dengan keras. "Eeeh gak boleh begitu dong Nak. Ya gak enak lah sama Randy sudah jauh-jauh datang kesini. Sudah ya Nak. Mama tunggu kamu dibawah," paksa Mama seraya berlalu. "Tapi Maa.. Mamaaa..." Mama Tania tak menghiraukannya dan tetap berlalu pergi. Tania tutup pintu kamarnya secara kasar dan kembali ia tatap wajah lusuhnya didepan kaca riasnya. "Mau apa lagi sih si b******k itu! Gue tu males ketemu terus sama orang macam dia!" umpat Tania seraya mengacak rambutnya. Kini Tania mulai mencari baju yang paling cocok untuknya. Karena bagaimana pun juga ia tak bisa beralasan dan menolak setiap perintah dari kedua orangtuanya. Tania juga ingin tampil paripurna sebab ia tak sudi jika Randy selalu saja bersikap angkuh dan meremehkan dirinya. Tania pilih sebuah dress selutut berwarna maroon yang membuat dirinya terlihat begitu anggun. Dan kini ia mulai rias rambut dan wajahnya dengan polesan make up natural juga highheels yang bewarna senada sehingga membuat Tania semakin terlihat mempesona malam ini. Dengan anggunnya Tania berjalan menuruni anak tangga rumahnya hingga semua mata tertuju padanya. Juga membuat Randy memandanginya dengan tatapan penuh kekaguman. Disaat Tania mulai menandang kearah Randy, buru-buru Randy alihkan pandangannya dan bersikap biasa-biasa saja. "Cantiknya putri Papa," puji Papa. "Thank you so much Pa," jawab Tania seraya tersenyum. "Kalian have fun ya. Randy, Om titip Tania ya. Jaga putri Om baik-baik," pesan Papa. "Baik Om. Saya akan menjaga Tania dan kembali mengantarkannya pulang nanti," jawab Randy dengan begitu ramah. 'Cih! Laki-laki ini memang pandai sekali bersandiwara. Bisa-bisanya dia bersikap sok baik dan ramah begitu. Padahal aslinyaaa..' umpat Tania dalam hati seraya memutar kedua bola matanya jengah. Sedangkan kini Randy tengah menatap sinis kepadanya. "Baik Om, Tante, kalau begitu kami permisi," ucap Randy lagi seraya menyalami takzim punggung Tangan keduanya. Dan Tania pun mulai melakukan hal yang sama seraya bercipika-cipiki dengan sang Mama. Selama berkendara, tak sedikit pun keduanya saling menatap wajah satu sama lain dan juga tak saling bicara. Tania memilih untuk mengalihkan pandangannya kearah jalanan yang ramai dengan tatapan yang tajam. Karena amarahnya yang kembali memuncak akhirnya membuat Tania angkat bicara. Tanpa sedikit pun Tania menatap wajah Randy. "Maksud lo apa sih datang kerumah gue? Lo sengaja kan jebak gue? Gak ada kode atau pemberitahuan lagi. Main nyelonong aja masuk ke rumah gue!!" Randy pun mulai tersenyum miring seraya menggenggam wajah Tania untuk ia alihkan kepadanya. "Gak usah kepedean ya lo! Kalau bukan karena bokap juga gak akan gue datang temuin lo!" jawab Randy sarkas, seraya melepaskan genggamannya dengan kasar. Dan hal itu semakin membuat Tania ingin segera keluar dari mobil lelaki angkuh ini. 'Tuhaaaaan! Najis banget sih ni cowok! Udah sombongnya selangit, kasar pula! Kenapa gak lenyap aja laki-laki macam dia dari muka bumi!' umpat Tania dalam hati. Setibanya direstoran, Randy dan Tania disambut hangat oleh pemranuniaga disana. Karena memang Daddy Randy yang sudah mereservasi meja khusus untuk mereka berdua. Randy selalu saja berjalan mendahului Tania seraya selalu menatapnya sinis Dan sungguh Tania semakin ingin mencakar-cakar wajah sombongnya itu. Saat menduduki kursi dimeja makan pun Randy tak pernah mempersilahkan kepada Tania dan hanya duduk angkuh sendiri. Tania kembali memutar bola matanya jengah seraya menatap tajam kepadanya. "Gue mau pulang Ran! Gue ada disini juga lo anggap kayak gak ada orang!" ucap Tania seraya bangkit dari duduknya. "Hei tunggu! Jangan gila dong lo Tan!" pekik Randy seraya menggenggam satu lengan Tania. "Terus kita mau apa? Kita ada atau gak ada disini pun Daddy lo gak bakalan tahu kan?" bantah Tania. "Siapa bilang! Tuh liat!" ucap Randy seraya menunjuk kearah seorang suruhan Daddynya yang diminta untuk mengawasi mereka dari kejauhan. "Oh Gooood!!!" umpat Tania seraya kembali menduduki kursinya. Tak lama kemudian pramusaji kembali datang seraya menyajikan makan malam serba mewah untuk mereka. Yakni, dua piring tanderlion beef steak disertai dua gelas lemon tea disana. "Tan kita harus mulai akting sekarang. Karena gue mau buktiin ke bokap kalau gue udah mulai jatuh hati sama lo dan kita telah menjalin hubungan baik, sejak saat ini," ucap Randy sedikit memaksa. Tania semakin menajamkan tatapannya seraya mendekatkan wajahnya kepada Randy. "Apa-apaan sih lo! Lo mau manfaatin gue biar citra lo baik dimata orangtua lo! Sedangkan gue, sejak awal gue udah lo rugiin ya disini! Belum apa-apa aja lo udah curangin gue! Gimana nanti!" desis Tania dengan penuh penekanan disetiap katanya. "Bukan cuma gue yang akan diuntungkan Tan. Tapi juga lo! Karena sudah pasti acara makan malam kita ini dibuat sama Daddy gue dan Papa lo! Ngerti lo!" jelas Randy yang sebenarnya belum tahu kebenarannya. Tania pun hanya menggeleng cepat seraya mulai lebih berpikir jernih tentang setiap omongan Randy padanya. Sebab sebenarnya ia juga merasa takut jika orang suruhan dari Daddy Randy akan mengatakan hal yang tidak-tidak kepada kedua orangtuanya nanti. Dan ia akan semakin mendapatkan masalah dalam hidupnya karena omelan Papanya yang selalu menyayat hati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN