Makan Siang Besar

1047 Kata
Kini Randy kembali mendekat dengan seringaian liciknya juga perasaan senang dikala ,mendapati Tania yang tengah terlihat ketakutan saat ini. "Apa lo bilang? Dodol? Bodoh? Ceroboh? Gak salah lo ngomong gitu? Cewek smart mana yang kalau lagi galau larinya ke club dan nenggak alkohol? Remember this Tania. "Dan kalau pun malam itu gue gak lagi kepengaruh sama alkohol, mana mungkin gue sudi buat nyentuh wanita cengeng macam lo!" "Ha.. hahahahaha... so apa bedanya lo sama gue? Seorang pemimpin perusahaan yang katanya hebat, stress dikit alkohol jadi pelampiasan. Bahkan dikala nafsu b***t lo itu muncul seenak jidat lo, lo jamah wanita tanpa ada rasa sungkan. Lebih memalukan mana coba hah?" pungkas Tania sarkas. Dan kini Randy hanya mampu diam. Seraya meredam amarahnya untuk jangan sampai ia menggunakan emosinya yang kini tengah berapi-api untuk melukai Tania. Dan karena rasa muak pada dirinya, dengan cepat Tania mulai membalikan tubuhnya seraya berlalu meninggalkan Randy yang kini tengah merasa begitu ingin membuat Tania takut juga Trauma karenanya. Sehingga tak akan lagi Randy dapatkan cacian juga hinaan yang selama ini Randy dapatkan sejak awal pertemuan mereka yang sungguh menjijikan. Namun Tania tak menyadari jika kebaya yang ia kenakan terinjak oleh Randy. Hingga kini ia terjatuh begitu saja kedalam pelukan Randy yang dengan sigap menangkapnya. Kedua manik mata mereka kembali bertemu. Saling menatap dalam juga menerawang seperti apa sebenarnya perasaan mereka masing-masing. Entah mengapa Randy mau pun Tania tak berusaha untuk saling menghindar melainkan semakin larut kedalam tatapan mereka masing-masing. "Ya Ampuuuun ternyata kalian disini tho!" ucap Renata yang membuat Randy juga Tania melepaskan pegangan mereka. "Yes I know kalian memang pengatin baru, tapi kan masih ada banyak waktu untuk kalian bisa berduaan," lanjutnya lagi. "Kak Rena jangan salah paham. Tadi kami cari tempat sepi karena ada satu hal yang ingin kami bicarakan. Ya kan Ran?" jawab Tania seraya mengedipkan satu matanya kepada Randy. Tanpa aba-aba Randy mulai merangkul bahu Tania seraya tersenyum begitu manis padanya. Membuat rasa muak dalam diri Tania kembali tercipta. "Iya Kak, benar apa yang istriku ini bilang. Yaudah sayang, kamu ganti baju dulu ya. Udah gerah kan?" Tania mengangguk seraya tersenyum miring kepada Randy yang kini masih saja merangkulnya. "Ya okkay lah terserah kalian. Ayo Tan ikut Kakak," ajak Renata seraya menggandeng lengan Tania. Dan Tania pun mengangguk patuh dan dengan kasar melepaskan rangkulan Randy. Kembali Tania palingkan wajahnya kearah Randy yang masih saja bergeming dengan tatapan yang tajam. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Namun yang jelas Tania tak tahu harus bersikap seperti apa ketika tinggal seatap dengan lelaki arogan, congkak dan keras kepala macam Randy. Tania baru saja selesai melepaskan kebaya akadnya. Kini mereka diminta untuk kembali berkumpul dan melaksanakan solat Dzuhur berjamaah bersama disebuah ruangan yang telah tersedia. Setelah solat, kembali Tania panjatkan doa agar ia dapat dimudahkan untuk menjalani hidupnya selama terikat oleh Randy hingga lima tahun kedepan. Setelahnya mereka mulai menuju ke ruang makan dan melakukan makan siang bersama. Tania duduk disamping Randy dan mereka kembali harus bersandiwara didepan seluruh keluarga yang hadir disana. Siang ini, mereka semua akan kembali makan Nasi. Sebab memang Daddy yang memang sengaja mengimport cukup banyak beras dari Indonesia sebelum acara berlangsung. Menu makanan kali ini pun banyak menu masakan khas Indonesia. Seperti semur, rendang, gulai, opor ayam dan pecak gurame kesukaan Randy. Dengan malas Tania mulai mengambil sebuah piring dan mengambilkan makan siang untuk Randy. Walau sebenarnya yang Tania inginkan adalah menumpahkan sepiring makan siang itu kewajah Randy yang sungguh menyebalkan baginya. "Sedikit aja nasinya," ucap Randy. "Yakin lo gak kangen sama masakan Indonesia? Kalau nanti lo nambah malu lho Ran," ucap Tania penuh ejek. "Haha, lucu lo! Gue gak akan nambah karena sudah sejak lama gue gak biasa makan karbo," jawab Randy dengan congkaknya. "Oh ya? Really you can do it? Kita lihat aja nanti," tanya Tania enteng. Dan sedari tadi Randy hanya mengangguk penuh percaya diri. Tania mulai mengambil makan siang untuknya dengan porsi yang cukup banyak. Bahkan hal itu sedikit membuat Randy merasa mual juga sudah kenyang sebelum memakannya. Namun kini, disaat ia mulai menyuapkan satu suapan nasi dengan lauk ikan pecak gurame favoritenya. Membuat suatu sensasi kenikmatan yang sudah begitu lama tak ia rasakan. Rasa menyesal hanya mengambil sedikit nasi pun mulai Randy rasakan. Terlebih dikala ia dapati Tania yang begitu lahap memakan semua yang ada dipiringnya. 'Eumm.. damn ini sih bener-bener delicious! Bener kata Tania, setelah lama gue gak pernah makan masakan khas Indonesia emang bikin rasanya makin lezat. Gak seharusnya gue ngambil sedikit nasi. Kalau udah begini kan malu gue kalo mau nambah!' sesal Randy dalam hati seraya terus menikmati setiap suapannya. 'Hahaha pasti nyesel kan lo! Dasar keras kepala! Sekarang jadi mupeng gara-gara pecak gurame,' ejek Tania dalam hati seraya dengan sengaja mengunyah ikan pecak gurame kesukaan Randy dengan begitu nikmatnya. Randy yang mengetahuinya pun terus saja memandangi Tania dengan tatapan yang kesal. Hingga Tristan yang mengetahuinya pun kini tengah menahan tawanya. "Ran, kalau masih laper nambah aja kali. Udah gak usah lah terlalu jaga postur lagi, kan udah sold out ini," ucap Tristan dengan santainya. "Iya benar Ran. Kamu gak keberatan kan Tania kalau Randy gemuk?" ucap Daddy "Enggak kok Dad. Kan Tania udah jatuh hati sama Randy," ucap Tania seraya meranggamit lengan kekar Randy dan menatapnya penuh ejek. "Yasudah sayang, ayo diambilkan lagi dong makanannya," pinta Papa. "Oh iya oke Pa," jawab Tania yang mulai mengambilkannya. "Lagian segala sok jaim. Masih laper kan lo?" ucap Tania setengah berbisik. "Gak usah bawel deh lo! Sini.." jawab Randy seraya mengambil piringnya dari tangan Tania. Tania pun tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Renata juga Lily yang sejak tadi memandangi mereka kini tengah saling sikut juga terkekeh karena tingkah konyol adik-adik mereka. "Aku yakin jika suatu saat nanti pasti mereka akan saling mencintai," ucap Renata. "Oh yeah sure me too," jawab Lily dengan yakinnya. *** Setelah makan siang mereka bebas ingin pergi kemana pun sesuka mereka sebelum acara resepsi yang akan berlangsung pukul tujuh malam nanti. Dan kebanyakan dari mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk beristirahat dibeberapa kamar yang telah tersedia. Kini Tania memang sedang merebahkan tubuhnya dikamar sementara mereka. Sedangkan Randy entah pergi kemana dan Tania pun tak ingin tahu. Baru saja Tania ingin memejamkan kedua bola matanya. Kasurnya berguncang cukup keras hingga hampir saja ia terpental dari ranjangnya. "Oh My God..." pekik Tania cukup keras yang membuat Randy tebahak penuh kemenangan. HAHAHAHAHAHAHA...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN