Loto dikejutkan dengan kedatangan Pastor Emmet yang dikenal baik olehnya di Reagel Town, bahkan Pastor tersebut membawa pihak-pihak berwajib untuk menangkap dan mengamankan Isaac Morhon yang ternyata adalah seorang penipu ulung dan penyebar aliran sesat.
"Bapa, apa yang Bapa lakukan disini? Jauh-jauh datang ke Nevada." Sahut Loto tersenyum.
"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama padamu," jawab Pastor Emmet. "Sedang apa kau disini Loto? Kudengar dari tuan Geraldino kau sudah pulang kembali ke Vehaaruio."
"Aku ... Emm, sedang ada urusan disini Bapa." Jawab Loto. "Aku benar-benar tak menyangka akan bisa berjumpa dengan anda lagi disini. Aku sangat terkejut ketika anda datang."
"Aku lebih terkejut lagi melihatmu mati-matian membela gadis ini Loto. Dengan keberanian yang besar dirimu mencoba melawan mereka-mereka yang sudah memperlakukan buruk sesama manusia. Kau tidak berubah Loto, memang masih sama seperti yang kuingat. Aku begitu salut dengan keberanianmu tadi untuk wanita ini."
"Aku hanya melakukan apa yang kuanggap benar saja Bapa." Ucap Loto. "Bapa Emmet, terima kasih sudah datang dan menyelamatkan kami. Aku tidak tahu bagaimana akhirnya andai saja Bapa tidak datang dan membuka semua kedok pemuka agama palsu itu."
"Ya Bapa, terima kasih sudah menyelamatkan kami." Timpal Michah tersenyum.
"Untuk apa kalian berdua berterima kasih, aku tidak melakukan apapun disini. Aku hanya menjalankan tugasku saja. Sudah semestinya orang itu ditangkap atas banyaknya kasus penipuan yang selama beberapa tahun ini dia lakukan di banyak tempat. Aku memang diutus oleh otoritas gereja Roma untuk mengatasi masalah aliran sesat di wilayah ini yang sudah lama menyimpangkan jalan umat. Aku hanya tidak menyangka kalau kau juga berada disini Loto dan terlibat dengan masalah ini. Tapi sekarang kalian berdua bisa tenang. Sisanya, aku yang akan mengurus semua masalah disini."
"Tidak Bapa Emmet, Tuhan telah mengirim Bapa kesini untuk menyelamatkan kami. Bapa juga sudah membersihkan nama wanita ini. Untuk itu kuucapkan terima kasih." Ucap Loto.
"Loto apa kau sudah pulang ke Vehaaruio? Ceritakan padaku, seperti apa disana?" tanya Pastor Emmet tersenyum. "Dan bagaimana kabar ayahmu Nihima? Kau sering sekali menyebut nama ayahmu itu. Selama ini dia adalah idola dan panutanmu kan Loto. Jadi saat kudengar kau sudah menyelesaikan masa magangmu dan kembali ke Vehaaruio, aku merasa agak sedih sekaligus juga sangat senang. Sedih karena kita tidak sempat bertemu selama beberapa bulan dan kau sudah pulang. Namun aku juga senang karena kau akhirnya bisa bertemu kembali dengan ayahmu setelah sekian lama. Itu moment yang pasti paling kau tunggu-tunggu."
Loto tersenyum kecut, "iya Bapa, aku sudah pulang ke desaku. Tapi ayahku ... dia sudah meninggal dunia." Jawab Loto mencoba tabah.
"Apa...!?" Pastor Emmet sangat terkejut mendengarnya, seketika mengubah wajah cerianya menjadi sedih. Dia bisa memahami kehilangan Loto karena mengetahui betapa terikatnya Loto dengan ayahnya Nihima. "Sungguh, aku turut berdukacita Loto. Aku tidak tahu ayahmu sudah,"
"Tidak apa-apa Bapa." Sahut Loto tersenyum.
"Tabahlah nak," Pastor Emmet langsung memeluk erat Loto. "Ini pasti sangat berat dan sulit untukmu, aku sangat tahu itu."
Loto balik memeluk erat Pastor Emmet.
"Semua akan baik-baik saja Loto, percayalah." Lanjut Pastor Emmet.
"Sekali lagi terima kasih Bapa. Bersamamu selalu membuat perasaanku hangat. Anda merupakan teman yang baik yang pernah kukenal. Jika Nihima bisa menjadi ayah bagiku, maka anda pun juga seperti itu Bapa." Ucap Loto perlahan melepaskan pelukan mereka.
Michah tersenyum melihat seberapa akrabnya Loto dengan Pastor Emmet padahal mereka berdua memiliki keyakinan yang berbeda. Michah semakin jatuh cinta dengan Loto. Pria itu sudah melakukan tindakan gila hanya untuk membela seorang wanita yang baru satu hari dikenalnya. Dan setelah melihat keakraban Loto dengan Pastor Emmet, Michah merasa bahwa kepribadian Loto begitu sungguh luar biasa. Siapapun bisa dengan mudah mencintainya.
"Loto, lihatlah, dirimu terluka seperti ini. Ya Tuhan." Ucap Pastor Emmet seketika cemas ketika melihat dari dekat betapa lebam dan memarnya wajah Loto. "Ayo, ikutlah denganku, kita akan mengobati lukamu." Pastor Emmet hendak langsung membawa Loto untuk diobati.
"Tidak usah Bapa," jawab Loto menolak. "Ini tidak apa-apa."
"Jangan seperti itu, kau harus segera mendapatkan perawatan. Lihat luka-lukamu. Kau jelas-jelas terluka parah seperti ini. Kau harus segera diobati Loto, ayo ikut denganku. Kau tak boleh menolak dengan alasan apapun. Jangan jadi keras kepala Loto."
"Tidak Bapa, sungguh, tidak perlu." Loto tetap berusaha menolak.
"Bapa," sahut Michah bersuara. "Biar aku saja yang akan mengobati luka-luka Loto, anda tenang saja. Anda bisa mempercayakannya kepadaku. Aku seorang ahli obat-obatan herbal, aku bisa mengobati dan menyembuhkan luka-luka Loto. Aku tahu ramuan ampuh yang bisa mempercepat pemulihannya Bapa. Lagipula ... aku sudah berhutang banyak pada Loto sejak kemarin. Dia sudah banyak membantuku, dan semua yang menimpanya ini juga dikarenakan oleh diriku. Biarkan aku merawatnya Bapa."
"Jadi kau ahli dalam pengobatan? Baguslah kalau begitu." Ucap Pastor Emmet mengangguk. "Aku mempercayakan Loto padamu. Rawatlah dia dengan baik. Dia sudah seperti anak bagiku. Loto, kau pergilah bersama wanita ini. Dia akan mengobati semua luka-lukamu."
Mendengar tawaran Michah, Loto mengangguk. Setidaknya dia bisa lebih cepat pergi dari Reagel Town kalau dirawat pribadi oleh Michah, daripada harus dibawa ke rumah sakit. Pencarian Loto dan perburuannya terhadap MagniSeven pasti akan tertunda jika ia harus dirawat di rumah sakit. Itulah alasannya Loto tidak ingin Pastor Emmet membawanya untuk diobati dan membiarkan Michah yang melakukannya.
Loto dan Michah lalu pamit pada Pastor Emmet. Pastor Emmet mengatakan dirinya akan berada di Reagel Town untuk beberapa bulan ke depan. Loto mengatakan pada Pastor Emmet dirinya hanya kebetulan lewat di Reagal Town. Loto hanya mengatakan pada sang Pastor bahwa tujuannya adalah ke Carson City. Loto tidak mengatakan bahwa tujuannya adalah daerah Humboldt dan Elko dekat perbatasan ke Idaho yakni kawasan perbukitan Mimahiavo.
Pastor Emmet kembali memeluk Loto dan mempersilahkan Michah membawa Loto untuk diobati. Pastor Emmet juga berjanji selama dia di Reagel Town, dia akan membersihkan nama Michah dan akan memberi pengertian kepada warga kota agar bisa menerima Michah tanpa memandang latar belakang dan masa lalunya lagi. Pastor Emmet memastikan Michah bisa mendapatkan hak hidupnya kembali.
Sekali lagi Loto dan Michah berterima kasih pada sang Pastor terutama Michah. Dengan haru Michah berkata bahwa kedatangan Loto dan Pastor Emmet ke kotanya sudah memberikan pertolongan yang selama ini ia butuhkan. Michah bisa merasa lega sekarang dan bisa lebih optimis dalam menjalani hidup tanpa harus dibayang-bayangi oleh anggapan salah orang-orang terhadapnya. Michah merasa dirinya perlahan akan bisa diterima dalam masyarakat.
"Kalau begitu aku pergi dulu Bapa," ucap Loto.
"Ya, pergilah dan obati luka-lukamu. Oh ya Loto, sampai berapa lama kau akan tinggal di Reagel Town ini?" tanya Pastor Emmet. "Berapa hari kau akan berada disini?"
"Entahlah Bapa, aku tidak tahu."
"Ya sudah. Pastikan saja ketika kau akan pergi nanti kau menemuiku terlebih dahulu. Kita akan minum-minum kopi hangat seperti dulu. Sudah lama rasanya kita berdua tidak santai menghabiskan waktu dengan minum kopi bersama, iya, 'kan?"
Loto dan Pastor Emmet tertawa bersama.
Maaf Bapa, aku tidak bisa janji. Gumam Loto dalam benaknya. Sekali lagi Loto dan Pastor Emmet saling berpelukan hangat. Loto diikuti dengan Michah kemudian izin pamit. Keduanya berjalan menuju tempat El-Doramu diikat.
Setelah mereka berdua pamit pada Pastor Emmet, Michah mengajak Loto ke rumahnya agar bisa diobati disana. Mereka berdua kemudian menaiki El-Doramu untuk menuju rumah Michah.
***
Sesampainya di rumah Michah, Loto diminta berbaring dan beristirahat seraya Michah akan meracikan sebentar ramuan obat penyembuh untuk Loto.
Loto tentu saja menolak untuk beristirahat atau berbaring di salah satu kamar kosong di rumah Michah. "Bagaimana bisa aku istirahat disini, kau tahu sendiri ini tidak dibenarkan. Biarpun aku tahu kau tidak akan macam-macam denganku, tapi tetap saja, ini hal yang salah Michah."
"Aku tahu Loto, tapi mau bagaimana lagi? Kau harus istirahat dengan berbaring. Tubuhmu sudah sangat lelah. Sembari aku membuatkan obat untukmu, kau bisa beristirahat di kamar itu."
"Tidak Michah, maafkan aku, aku tetap tidak bisa melakukannya." Jawab Loto bersikukuh.
"Kau keras kepala ketika memperjuangkan hak orang lain, itulah yang aku suka darimu. Tapi tidak dengan yang satu ini. Kau membuatkan jengkel." Ucap Michah sedikit kesal.
Loto tersenyum simpul. "Aku akan berbaring disini saja, di ruang tengah rumahmu. Aku ada kain yang bisa kuhamparkan disini."
"Tapi lantai itu kotor dan keras Loto."
"Kau menerimanya atau aku akan pergi?" Ancam Loto. "Sebenarnya aku juga tidak terlalu membutuhkan pengobatan apapun. Ini hanya luka-luka biasa yang akan sembuh dengan sendirinya. Aku menerima tawaranmu hanya agar Pastor Emmet tidak membawaku ke rumah sakit. Aku tidak bisa tinggal lama di Reagel Town. Pastor Emmet sangat baik, dia pasti akan melarangku pergi jika keadaanku dianggap masih belum sembuh betul."
"Baiklah, baiklah." Ucap Michah mengalah. "Kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Berbaringlah di tempat manapun yang kau suka, tapi tolong jangan pergi dari sini Loto. Izinkan aku untuk kembali berterima kasih atas apa yang kau lakukan."
"Baik, aku tidak akan pergi. Aku juga membutuhkan pengobatan." Sahut Loto tersenyum.
Bukan tanpa alasan Loto mau diobati. Karena Loto beranggapan dirinya akan segera bertemu dan berhadapan dengan The MagniSeven. Tentu kondisi tubuhnya harus fit dan sehat. Jika dia menemui MagniSeven dalam keadaan seperti ini, Loto tidak yakin akan bisa membalaskan dendam kematian Nihima. Dirinya harus benar-benar sehat untuk bisa melakukan itu.
Sembari menunggu Michah membuatkan obat ramuannya di dapur, Loto duduk di ruang tengah rumah Michah untuk menghabiskan waktu dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Michah membuat racikan obatnya sembari menatap Loto dari dalam dapur.
Senyum tipis tergurat indah di wajah cantik Michah.
"Kau tahu, aku selalu senang mendengarkan bacaan Bible-mu itu." Ucap Michah. "Selalu terdengar indah dan menggetarkan hati walau kau bacakan dengan bahasa Arab yang tidak aku mengerti. Ayat-ayatnya memberi kekuatan pada yang mendengar, juga kepada yang membaca. Pantas saja Loto, kau mampu bertindak seperti tadi hanya untuk membela orang lain. Dirimu menyimpan banyak kekuatan yang tak kau sadari. Tuhan benar-benar bersamamu."
Loto menoleh sedikit ketika Michah mengatakan itu, lalu kemudian meneruskan bacaannya.
Michah sedikit menajamkan pandangan matanya. Pikirannya memikirkan sesuatu terkait dengan Loto. Michah benar-benar heran, bagaimana bisa tadi Loto tiba-tiba mengetahui apa yang Isaac Morhon pernah lakukan? Seolah Loto mengetahui semua kedok Isaac Morhon setelah ia menyentuh tangannya.
Michah benar-benar penasaran karena hal itu.
Wanita itu pun sudah selesai membuat beberapa ramuan baik yang oles maupun yang bisa diminum seperti jamu. Michah lalu membawanya keluar dari dapur. Loto menghentikan bacaannya ketika mengetahui Michah mendekat dan telah selesai meracik obatnya.
"Ini, ramuan obat-obatan ini baik untukmu. Ramuan ini sangat ampuh dan merupakan racikan istimewa yang diciptakan oleh ibuku. Gabungan pengobatan herbal China, pengobatan tradisional suku Anjun di Peru, dan kandungan misterius mint dicampur rempah asal India selatan, Madras. Kau beruntung aku mewarisi resep ramuan ini dari ibuku. Ini bisa mengobati luka bakar, memar, lebam, bahkan patah tulang. Ramuan ini mampu merekonstruksi ulang berbagai macam kerusakan sel, luka dalam dan bisa melebur dalam pori-pori yang mengakses aliran darah dalam tubuh. Kau akan langsung sembuh keesokan harinya setelah bangun tidur."
"Wow, itu terdengar sangat menakjubkan." Gumam Loto.