Setelah Loto mendapatkan yang ia perlukan dari Sherif Elmo seperti peta dan persediaan makanan untuk dirinya dan El-Doramu sebagai bentuk hadiah dari sang Sherif, Loto berniat kembali melanjutkan perjalanannya. Tujuan berikutnya adalah Reagel Town. Loto berterima kasih pada sang Sherif dan meninggalkan kantor itu setelah sebelumnya Loto menunaikan Sholahah Ayuva atau Sholat Ashar di tempat tersebut.
Sang Sherif sempat heran tatkala dirinya melihat ritual aneh yang dikerjakan oleh Loto. Berdiri, ruku, sujud, duduk dan berdiri lagi. Tuan Garreth Elmo sempat mengira itu merupakan salah satu ritual ibadahnya orang Indian setelah Loto menceritakan padanya latar belakang dirinya yang sedari bayi dibesarkan dan tumbuh di lingkungan masyarakat Indian Acahualpa.
"Tuan Elmo, terima kasih banyak atas segala jamuannya dan membolehkanku untuk beribadah disini. Anda juga sudah membekaliku dengan banyak sekali perbekalan. Anda sangat baik, untuk itu kuucapkan terima kasih sekali lagi." Ucap Loto yang telah berada diatas kudanya.
"Tidak apa-apa saudara Loto. Kau sudah membantu pekerjaan kami disini dengan membawa dan meringkus kembali Sphinack bersaudara. Dirimu bisa dikatakan pelayan masyarakat tak resmi, dan aku selalu menghargai tipe-tipe orang sepertimu ini saudara Loto. Apa yang kuberikan tidaklah seberapa, terimalah dan semoga itu cukup untuk perjalananmu. Oh iya, aku sedari tadi ingin sekali menanyakan tentang Sholahah yang tadi kau kerjakan di dalam sana, di kantorku. Apa itu?" tanya sang Sherif. "Kau mengambil air terlebih dahulu lalu beribadah dengan gerakan-gerakan tertentu. Jujur saja aku tak pernah melihat ritual orang Indian sebelum ini."
"Bukan tuan Elmo, itu bukan ritual Indian. Itu salah satu bentuk ibadah harian dalam kepercayaan kami, Islam." Jawab Loto.
"Islam? Apa itu Is—lam?" tanya sang Sherif. "Aku tak pernah mendengarnya."
"Itu sama seperti Kristen yang kau anut tuan Elmo. Hanya saja kami tidak hanya mengikuti Yesus Kristus, tetapi juga sosok mulia bernama Huvori Ehu (yang mulia) Muhammad yang muncul 600 tahun setelah Yesus. Apa yang kau lihat tadi adalah ibadah harian kami, lima kali sehari. Sholahah Anui, Sholahah Eetema, Sholahah Ayuva, Sholahah Gu'u dan Sholahah Ishu. Dikerjakan di lima waktu yang berbeda. Setiap hari kami harus mengerjakannya. Sebelum mengerjakan Sholahah, kami mengambil wudhu atau air untuk bersuci terlebih dahulu. Konsepnya sama seperti air baptist dalam kekristenan, hanya saja kami melakukannya lima kali sehari ketika tiap kali hendak menunaikan Sholahah." Tutur Loto menjelaskan.
"Kepercayaan yang unik." Gumam tuan Garret Elmo. "Apa semua Acahualpa menganut kepercayaan ini saudara Loto? Apa Muhammad yang kau maksud tadi adalah tuhanmu?"
"Bukan tuan, Muhammad bukan Tuhan. Tuhan kami adalah Allah. Shevanaheru—yang berkuasa atas segala sesuatu, dan Hohitaz Akewa—yang tunggal dan yang tinggi. Huvori Ehu hanya utusan, dan beliau manusia paling mulia dalam kepercayaan kami. Dia yang dikasihi oleh Allah. Dan Islam bukan kepercayaan yang dianut oleh Acahualpa tuan. Hanya aku dan mendiang ayahku saja yang menganutnya. Di masyarakat kami, hanya kami berdua yang menganut ini."
"Wah, itu unik sekali. Mungkin kau dan mendiang ayahmu adalah satu-satunya yang menganut Islam di seluruh pesisir barat Amerika ini. Luar biasa!"
"Entahlah tuan Elmo, mungkin iya." Sahut Loto. "Baiklah, aku harus segera pergi ke Reagel Town. Sekali lagi kuucapkan terima kasih banyak tuan. Jaga diri anda baik-baik."
"Tentu Loto, senang berjumpa denganmu. Jaga dirimu juga baik-baik."
"Hiyaaaa!" Loto menyentak kakinya dan membuat El-Doramu mengikik mengangkat sedikit kedua kaki depannya lalu kemudian berlari dengan sangat kencang. Loto pergi sambil mengangkat topi warna putihnya sebagai ekspresi lambaian tangan perpisahan. Sang Sherif membalasnya dengan lambaian tangan. Loto pun bergegas menuju tujuan berikutnya.
Loto melesat bak angin. Sesuai arti namanya dalam bahasa Quopas, burung angin.
Kecepatan El-Doramu yang dikenal sebagai kuda dengan lari paling cepat di seluruh wilayah Vehaaruio juga tidak diragukan lagi. Sekitar 1,5 jam Loto sudah hampir tiba di dekat Reagel Town. Waktu telah hampir sore. Senja mulai menguning dengan sangat indah. Tinggal beberapa menit lagi sebelum waktu Sholahah Gu'u tiba. Loto ingin mengistirahatkan diri sekaligus menunaikan Sholat Maghribnya di kota Reagel Town. Tinggal sedikit lagi dia akan sampai.
Ketika Loto hampir memasuki kawasan Guiltonian Pass yang sudah dekat dengan Reagel Town, Loto mendengar seperti ada teriakan seorang wanita sedang meminta tolong di dekatnya. Loto seketika menghentikan laju kudanya. Loto memutar El-Doramu untuk melihat ke arah sekitarnya, memastikan bahwa suara yang didengarnya tadi benar-benar suara meminta tolong seorang wanita. Loto melihat ke kanan dan ke kiri, namun tak ada seorangpun di dekat sana.
"Apa aku salah dengar? Rasanya aku benar-benar mendengar suara wanita meminta tolong."
"Tolooong!" samar-samar, Loto kembali dapat mendengar suaranya.
"Benar, aku tidak salah dengar. Itu memang suara meminta tolong," gumam Loto. Dirinya menoleh. "Yihaaa!" Loto kembali memacu El-Doramu untuk mendatangi tempat asal suara.
Loto melaju kencang di dekat perbukitan curam dengan jurang di samping kanan dan juga di depannya. Ternyata benar, Loto tidak salah dengar. Memang ada seorang wanita berpakaian putih lusuh dengan rambut panjang terurai yang sedang meminta tolong. Tubuhnya hampir jatuh dari pelana kudanya, tubuhnya terikat pada kuda tersebut, seolah tersangkut.
"Toloooong, siapapun, tolong aku. Tolong hentikan kuda ini!" ucap sang wanita yang sedang ketakutan setengah mati di atas kuda tersebut.
Melihat kejadian mengenaskan itu, Loto langsung melesatkan kudanya untuk menghampiri wanita tersebut. Melihat sekilas bahwa ada seorang Koboy yang berusaha mendekat dan mengejarnya dengan kuda, wanita itu semakin histeris, berteriak meminta tolong pada Koboy yang sedang mengejarnya yaitu Loto.
"Hei, kau, toloooong, tolong selamatkan aku tuan! Selamatkan aku dan hentikan kuda ini!"
Loto terus mengejar dan berusaha mengikuti kuda yang menyeret wanita malang itu. "Sabarlah, aku pasti akan menolongmu." Ucap Loto. Dirinya menambah laju kecepatan El-Doramu sehingga mereka bisa menghampiri sang wanita dan kudanya. El-Doramu sekarang sudah berlari sejajar dengan kuda yang membawa sang wanita tersebut.
"Tolooong, cepatlah, aaahhh!" Wanita itu tak henti-hentinya berteriak. Kuda itu masih berlari kencang membawa wanita yang sedang terikat tersebut. Tubuh sang wanita terguncang-guncang akibat hentakan lari sang kuda yang tak menentu terlebih ketika Loto dengan kudanya berusaha mendekatinya. Kuda wanita itu terus saja berlari seakan tak mau berhenti sementara di sampingnya Loto berusaha menjulurkan tangannya ke samping untuk meraih kuda tersebut sambil menyeimbangkan diri di atas El-Doramu.
Loto hampir berhasil meraih kuda tersebut dengan tangannya, akan tetapi kuda itu malah menjauhi Loto dengan berbelok ke arah kanan, memutar 40% derajat dengan cepat. Hal tersebut hampir mencelakakan Loto. Tubuhnya hampir saja jatuh dari atas El-Doramu dan tersungkur ke tanah andai dirinya tadi tidak sempat menyeimbangkan diri dan langsung menarik tubuhnya kembali naik ke atas El-Doramu.
"S1al, padahal sedikit lagi." Tanpa pantang menyerah Loto tetap mengejar kuda dan wanita tersebut. Loto terus mengejar dengan kudanya. Kali ini Loto hendak menghadang sang kuda. Loto ingin El-Doramu menambah kecepatannya melebihi kuda yang ditunggangi wanita itu agar bisa menghadangnya di depan. Tapi situasi menjadi semakin sulit. Sang kuda berlari kencang ke arah jurang yang ada tepat di depan, kira-kira 600 meter di hadapan mereka.
Dari kejauhan wanita itu bisa melihat jurang yang sedang dituju oleh kudanya. Wanita itu semakin histeris dan berteriak keras. "Tidaaaaak, tolooong akuuuu!!!"
Loto berusaha menggapai kuda wanita itu lagi. Dia terus berusaha untuk bisa menggapainya dengan tangannya akan tetapi selalu saja gagal, sementara jurang di depan mereka semakin terlihat. "Ulurkan tanganmu!" pinta Loto sembari terus melihat ke depan dimana jurang semakin dekat. "Kau dengar aku? Ulurkan tanganmu." Tegas Loto.
Karena sedang panik, wanita itu tidak bisa mendengar apa yang Loto katakan. Dia tetap histeris ketakutan berteriak diatas kudanya. Sementara jurang benar-benar sudah terlihat di depan mereka berdua. Karena tak bisa meraih tangan si wanita, Loto menyentakkan kaki lebih keras agar El-Doramu semakin kencang melaju.
El-Doramu akhirnya berhasil sedikit membalap dan mampu memepet kuda sang wanita. Loto memaksakan tubuhnya maju ke depan, dia ingin melepaskan ikatan wanita pada kuda tersebut dengan menjaga keseimbangan pada tumpuan kaki.
Jurang tinggal 50 meter, dan Loto masih berusaha melepas ikatan dari tubuh wanita tersebut. Sesaat setelah jurang benar-benar bisa dilihat dasarnya, sekitar 10 meter dari bibir jurang, Loto akhirnya bisa melepas ikatan yang melilit wanita itu. Sedangkan sang wanita berteriak keras tatkala ia melihat bibir jurang yang luas dengan bebatuan merah keras di bawahnya.
"Aaahhhhh!!!!"
Wanita itu memejamkan kedua matanya sambil berteriak. Loto menarik tubuh wanita itu ke dekatnya, menaiki El-Doramu. Sementara El-Doramu berbelok ke arah kanan menjauhi bibir jurang tepat waktu. Sedangkan kuda yang tadi membawa sang wanita juga refleks berbelok ke arah kiri menjauhi bibir jurang.
Loto kemudian menghentikan laju kudanya.
"Hei, kau tidak apa-apa? Sekarang kau sudah aman. Bukalah matamu." Ucap Loto.
Wanita itu bernafas dengan tersengal-sengal. Matanya terbuka dengan perlahan, bibirnya gemetaran. Lubang hidungnya kembang kempis mengatur ritme nafasnya. Saat membuka matanya, hanya wajah Loto yang tersenyum yang dilihatnya. Wajah dari pria yang sudah menyelamatkan hidupnya. Wanita itu seketika terpana dengan tatapan wajah Loto.
Sama seperti sang wanita, Loto pun terpana ketika wanita itu membuka matanya. Sepasang mata yang indah dilihat oleh Loto. Bukan hanya kedua matanya, wanita itu juga ternyata berparas sangat cantik walau tanpa riasan apapun di wajahnya. Sekalipun dengan rambut panjang yang acak-acakan serta keringat basah yang mengguyur wajahnya, wanita itu tetap tampil cantik di mata Loto. Dengan sedikit terbata, Loto meyakinkan pada wanita itu bahwa dirinya telah aman. "Tak perlu takut lagi. Kau sudah aman." Ucap Loto.
"Te-terima, kasih." Sahut wanita tersebut.
Loto menurunkan tubuh wanita itu dari El-Doramu secara perlahan. Wanita itu turun dengan sangat hati-hati dari punggung El-Doramu. Wajahnya terus menatap Loto tanpa henti, pria yang sudah berjasa besar menyelamatkan hidupnya kali ini.
"Maaf kudamu kabur," ucap Loto. "Tapi yang terpenting dirimu sekarang sudah aman. Ngomong-ngomong, aku ingin tahu, bagaimana bisa kau terikat dengan kuda itu dan malah terseret olehnya seperti tadi? Kau baru pertama kali mencoba naik kuda atau apa?" tanya Loto. Wanita itu tetap tak bergeming dan tak membalas sepatah katapun ucapan Loto.
"Hei, kubilang kau sudah aman." Tegas Loto sembari melambaikan telapak tangannya ke wajah wanita yang menatapnya dengan tatapan kosong agar sadar. "Sepertinya kau mengalami shock dan trauma berat saat ini, astaga. Wajar saja, siapa yang tidak ketika seekor kuda gila membawamu seperti itu dan hampir saja membunuhmu."
Bukan kejadian nahas tadi yang membuat wanita itu terpaku di depan Loto, melainkan ia sedang terkesima dengan sosok pria yang dengan gagah berani telah menyelamatkan nyawanya.
Wanita itu, merupakan wanita yang akan menjadi sangat spesial untuk Loto nantinya. Setidaknya tidak untuk saat ini. Pertemuan mereka berdua baru saja dimulai.