Bagian 21 "Kenapa dengan fotonya? Serasi, ya?" Aku gelagapan ketika bertemu dengan Mas Yudis. Entah darimana datangnya, tiba-tiba ia sudah berdiri di belakangku. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Aku merasa tidak nyaman saat dirinya menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. "Itu foto pernikahanku dan istriku," ucapnya. Tidak perlu dijelaskan, aku juga sudah tahu, kok! Sungguh, aku tidak menduga sama sekali kalau ini adalah rumahnya Mas Yudis. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar karena selama tiga hari bekerja di rumah besar ini, tugasku hanya di dapur. Mencuci, menyetrika dan membantu Mbok Ati di dapur. Soal urusan beres-beres, dihandle oleh Mbok Ati. Aku juga tidak berniat mencari tahu siapa pemilik rumah ini, karena bagiku itu tidak penting. Yang kutahu pemilik