Selesai diperiksa oleh Dokter Ian untuk screening awal, Rex dan Lyra kembali menunggu di luar ruang periksa. Lelaki itu memandang sekilas pada sang mantan istri. “Sepertinya kamu berbinar sekali hari ini?” sindirnya datar. Lyra menoleh, memasukkan ponsel ke dalam tas kecil. “Berbinar bagaimana, Mas?” “Ya, tidak tahu. Sepertinya kamu senang sekali? Ada apa memangnya?” Rex lanjut menyindir. “Senang yang bagaimana?” Dan Lyra tetap tidak tahu. Menghela napas kasar, Rex menggeleng, “Sudah, lupakan saja!” “Baik, Mas,” angguk Lyra menurut dan tersenyum. Ia sama sekali tidak tahu yang disindir adalah percakapannya dengan Dokter Ian barusan. Rex cemberut karena mantan istrinya itu begitu polos dan tidak sadar apa maksudnya. Semakin cemberut saat Dokter Ian keluar dari ruangan dan mengham