Kedua pemuda itu terkejut saat melihat hanya ada satu ranjang. Saling tatap selama beberapa saat, kemudian sama-sama memalingkan wajah. Kebingungan melanda, beserta rasa gugup. “Kita ke kamar Papa!” perintah Rex. “I-iya, Mas!” angguk Lyra mendorong kembali kursi roda mantan suaminya keluar. Mengetuk pintu kamar Harlan, keduanya mematung dengan wajah tegang. Begitu pintu dibuka, Rex spontan bertanya. “Kenapa hanya ada satu ranjang di kamar?” “Memangnya kenapa?” Harlan balik bertanya. “Kenapa? Bagaimana aku dan Lyra bisa tidur kalau hanya ada satu ranjang?” Kening Harlan mengerut, “Ya, kalian tidur di atas ranjang itu. Maksudnya bagaimana dan kenapa? Papa tidak paham,” jawab sang ayah mengendikkan bahu. “Pa, itu ... uhm ... aku dan Mas Rex kan sudah bukan suami istri lagi. Jadi, tid