Lyra berlari ke kamar mandi khusus para pekerja di rumah yang terletak di sisi dapur. Rasa mual dalam kandungannya tidak bisa ditahan lagi. “Hoeek! Hoeek!” beberapa kali ia memuntahkan isi perut yang nyaris tidak ada. Sejak bangun dini hari hanya meminum teh dan belum makan sama sekali. Ini adalah pesanan pertamanya sebanyak 50 kotak. Ia bisa mendapatkan untung sekitar 500 ribu dari sini. Bisa langsung disimpan untuk nanti dikirim ke desa kalau sudah terkumpul tiga juta. “Hoeeekkkk!” Muntahannya kian kencang hingga Dita dan Mbak Yanti berlari mendekat. “Kamu tidak apa-apa, Lyra?” Mbak Yanti masuk ke kamar mandi, menyibak rambut temannya ke belakang dan ia pijat-pijat tengkuknya. Dua pekerja itu saling tatap dengan sedikit terengah. Sesuatu telah muncul di benak mereka dan mulai mey