Pertanyaan Rex membuat Lyra terbelalak bingung. Pun Dokter Ian, sontak senyum lebar di wajahnya hilang, berganti dengan kening yang mengernyit. “Mas! Jangan be—” Lyra menggigit bibirnya, tidak jadi menyelesaikan kalimat karena Rex sudah memandangingnya lagi dengan sorot tajam mengintimidasi. “Maaf, apa saya ada salah dengan membawakan camilan?” tanya Dokter Ian masih mengulas sedikit senyum di bibir, walau datar. Rex balik menoleh pada asisten dokter senior tersebut. “Tidak ada yang salah. Saya justru menghindari kesalahpahaman saja.” “Kesalahpahaman apa?” Dokter Ian masih bingung, tetapi ia meletakkan tas belanjaan di atas meja, lalu melirik pada perawat manis. “Aku taruh di sini, ya, jajanannya?” Tanpa berani menoleh, Lyra mengangguk dan sorotnya hanya kepada gelas pudding. Rasanya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari