Permintaan yang Tak Terduga

595 Kata
Juan menikmati sarapannya dengan amat santai. Sesekali ia menyapa yang ia kenal atau sesekali justru Juanlah yang disapa. Tawa Juan terdengar renyah, menggelitik keinginan Saskia untuk terus mendengar. Karenanya ia diam saja saat Juan menyapa, bicara basa-basi dengan disapa, dan kemudian tertawa kecil. Kalau sudah begini, sulit menilai Juan adalah seorang yang bobrok. Pun begitu, sulit juga bagi Saskia yang memiliki gengsi besar untuk mengakui bahwa Juan adalah pria yang tidak seperti ia pikirkan. "Anteng sekali kamu?" tanya Juan sembari menyeruput kopinya dan melirik Saskia yang terlihat duduk tenang padahal sarapan Saskia sudah habis duluan. Juan tidak tahu saja kalau Saskia sengaja tenang agar ia bisa menikmati tawa Juan. "Ooo..., jadi tadi begitu gegap gempita karena kelaparan?" tanya Juan lagi dengan senyum geli. Saskia langsung malu sekaligus kesal pada dirinya yang berubah anteng hanya demi untuk bisa melihat Juan bicara dan tertawa dengan orang lain. Ia langsung menendang tulang kaki Juan sebagai jawaban. "Aduh!" Juan mendelik marah kesakitan sedangkan Saskia diam saja dan berusaha bersikap dingin. "Jadi apa tujuanmu mengambil ponsel saya?" Saskia langsung mengulang pertanyaan yang sudah diajukan sebelumnya. Ia tak mau berdebat perihal perubahan sikapnya. Juan menatap Saskia lekat-lekat. Kali ini adalah momen di mana ia sedang berjudi dengan keputusannya. Tadinya ia akan memberikan alasan kalau dia mencuri ponsel itu adalah agar bisa berkomunikasi lagi dengan Saskia. Juan akan menggombal kalau ia sudah jatuh cinta pada Saskia. Dengan harapan besar, Saskia bertekuk lutut seperti para wanita lainnya. Tapi melihat sikap Saskia yang begitu keras dan tegas, Juan jadi tidak percaya diri dengan taktinya yang sudah umum dan ia berpikir untuk menggertak Saskia. Untuk pilihan kedua, Juan sebenarnya tidak ada rencana cadangan bagaimana kalau Saskia langsung mengambil ponselnya dan pergi. Tidak ada laki-laki yang sanggup menantang matanya untuk jangka waktu cukup lama kecuali Juan. Semakin lama dirinya dan Juan saling tatap, semakin aneh yang Saskia rasakan. Ia merasa tenaganya disedot dan ia melemah. Sebuah pertanda tidak baik. "Kenapa liat-liat? Sedang mengarang jawaban yang jitu?" serang Saski demi menutupi perasaan malu yang semakin sering ia rasakan bersama Juan. "Bukan." Juan merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel mahal Saskia. Dengan tenang, ponsel itu diletakkan di hadapan Saskia. "Karena sikapmu yang tidak baik dan tidak sopan sejak awal mula. Ditambah kamu bahkan melukai saya, saya pikir saya tak perlu mengutarakan tujuan saya. Itu tidak penting lagi." Dengan sangat tenang, Juan membersihkan bibirnya dengan serbet putiih yang disediakan dan mulai akan berdiri. Saskia tersentak mulai kebingungan. Juan adalah tujuannya untuk nanti malam. Bisa gawat jika ia harus kehilangan Juan. "Kamu mau ke mana?" Juan yang sudah berdiri, menunduk menatap Saskia. "Saya perlu lapor kamu?" "Ya, gak harus laporan juga istilahnya. Saya kan nanya baik-baik," dumel Saskia. Tiba-tiba Juan membungkuk di depan Saskia. Kedua tangannya menapak di atas meja. Ia sangat dekat menatap Saskia yang mendongak dengan mata melebar. Juan tertegun menatap mata Saskia yang mengingatkannya akan biji buah almond. Kelopak yang terbuka lebar, seolah dengan sengaja menarik Juan untuk lebih dekat ke arah Saskia. Saskia sendiri duduk kaku dengan gaya intimidasi dari Juan. Tidak pernah seumur hidupnya ada lelaki yang berani menguasai dirinya seperti yang Juan lakukan. "Nanyanya memang baik. Manis bahkan. Tapi tendanganmu itu amat sangat tidak manis. Saya sudah mengembalikan ponselmu. Tidak ada cacat. Tidak ada satu berlian pun saya congkel. Tapi, jika pun ada, beri tahu saya, saya akan ganti." Juan cepat-cepat menegakkan tubuhnya. Bisa gawat jika ia lama-lama dekat dengan Saskia. Karena ia memiliki perasaan yang aneh dan Juan tidak ingin itu berkembang. Baru juga Juan akan melangkah ketika pergelangan tangannya dipegang Saskia. "Saya butuh bantuanmu. Saya butuh bantuanmu untuk menjadi kekasih saya." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN