***
“Dad.” Mario memanggil ayahnya saat melihat pria paruh baya itu hendak memasuki lift.
Disana, Charles langsung menghentikan langkah, kemudian menoleh dan menatap ke arah putranya. Mario.
Tetap berdiri di tempatnya, Charles menatap lekat pada pria yang merupakan darah dagingnya itu. Mengingat kembali fakta itu membuat Charles muak dengan takdir hidupnya.
Mario membawa langkah menuju ayahnya disana. Kini, ia berhenti di hadapan pria paruh baya itu. Sedangkan di tangannya terdapat sebuah map berwarna coklat.
“Habis dari ruangan Axel?” tanya Mario kepada ayahnya.
Segerah meraih fokusnya, Charles mengangguk pelan. “Ya,” jawabnya singkat. Melirik map di tangan Mario. “Kau mau turun?” tanyanya.
Menggeleng pelan. “Ah, tidak. Kebetulan aku mau ke ruangan Axel sebentar, dokumen ini
