Ingin pindah divisi

1145 Kata
Abyan disela-sela memperkenalkan dirinya sendiri di atas panggung, pria tampan itu juga memperkenalkan sang kekasih hati, calon istrinya yang bernama Rizka Adiyaksa Daud kepada khalayak yang hadir di ruang auditorium. Wanita yang terlihat anggun dengan tampilannya begitu serba mewah dan mahal, naik ke atas panggung dengan menunjukkan senyum yang terbaik, Abyan pun menggandeng tangan calon istrinya dengan bangganya. Mungkin buat sebagian karyawan sudah tahu tentang hubungan Abyan dengan salah satu anak keluarga sultan, sedangkan buat karyawan baru atau belum lama bekerja di perusahaan Globe baru mengetahui tentang hal itu, tatapan mereka yang sempat mendamba sekejap itu juga jadi meredup tanpa aba-aba. Lantas bagaimana dengan wanita yang hampir menjadi istri Abyan, dia tidak peduli, tatapannya pun acuh, itulah yang Abyan tangkap. Usai memperkenalkan diri, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, di mana Abyan bisa mengenal lebih dekat dengan para relasi bisnis papanya serta petinggi yang akan membantunya dalam bekerja. Sebagai sekretaris yang baik, otomatis Arumi mendampingi Abyan selain sang calon istri yang sedari tadi digandengnya, untuk memperkenalkan Abyan pada relasi perusahaan tersebut. “Beliau Pak Thomas dari Perusahaan ABC,” ucap Arumi saat mulai memperkenalkan satu persatu. Abyan hanya mendengar, tatapannya fokus dengan para relasi yang mengucapkan selamat untuknya. Rizka yang turut mendampingi Abyan sempat melirik Arumi dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, tapi tatapan itu dia hiraukan, hanya senyuman tipis yang Arumi berikan mereka berdua saling bersitatap. Setelah satu persatu Arumi memperkenalkan relasi perusahaan kepada Abyan, sekarang mereka melanjutkan acara menikmati suguhan makanan sembari beramah tamah di meja bundar yang sudah disiapkan. Arumi bergegas memanggil pelayan katering untuk melayani mereka semua, setelahnya dia bisa agak santai dengan rekan kerja yang lain. “Wah langsung patah hati nih, ternyata CEO baru sudah punya calon istri,” celetuk Miska saat Arumi mendekati mereka segerombolan dekat meja prasmanan. Arumi hanya bisa mengulas senyum tipisnya, sembari tangannya bergerak mengambil piring dan mengisinya dengan beberapa kue. “Masih calon istri, bisalah ditikung sedikit, kecuali sudah menikah ... nah itu yang tidak boleh,” timpal Kinan, lalu dia kembali mengunyah kue ke dalam mulutnya. “Ya udah coba aja tikung, siapa tahu berhasil,” sambung Arumi yang asal saja berucap. “Kenapa gak kamu aja yang tikung, secara kamu'kan sekretaris CEO, yang bakal berada di sampingnya setiap menit, detik, jam, bulan, tahun,” cerocos Miska. Bahu Kinan langsung menyenggol bahu Miska. “Kamu gak ingat Mis, udah berapa cowok yang ditolak sama Arumi, udah berapa cowok juga kejar Arumi tapi gak dapat juga. Kamu'kan tahu teman kita nih ada kelainan jiwa, gak suka cowok,” celetuk Kinan sembari terkekeh. Miska menepuk jidatnya, baru ingat kalau teman seapartemennya agak dingin sama makhluk cowok kecuali atasannya si Pak Raffa. Arumi hanya bisa menggeleng kepala mendengar perdebatan Miska dan Kinan, teman kerja sekaligus teman satu apartemen. “Ho’oh masa kalian tidak ingat, kalau aku'kan sudah punya kalian berdua jadi gak butuh namanya makhluk cowok,” celetuk Arumi sambil tertawa kecil. Kinan langsung tergidik. “Ya Allah tolong sadarkan temanku ini, masa iya jeruk makan jeruk. Yang benar itu jeruk sama pisang,” sahut Kinan dengan tatapan candanya. Mereka bertiga pun saling balik bercanda, sembari menyantap suguhan yang sudah tersaji. Sedangkan di kejauhan, Abyan mencuri-curi melirik Arumi yang sedang tertawa dan tersenyum renyah dengan tatapan yang tidak bisa diungkapkan. Sadarkah kamu Abyan, calon istrimu yang kamu campakkan sudah jauh berbeda, bukan gadis kampung! “Oh iya Kinan, kalau kamu berminat mau tukeran diposisi ku,aku mau mengajukan pindah bagian ke HRD nanti siang,” kata Arumi, kini wajah candanya berubah menjadi serius. “Are you sure! Memangnya kamu dibolehkan?” “Ya siapa tahu aja bisa, lagi pula belum tentu aku cocok dengan atasan yang baru ini. Sebelum dia tidak suka dengan kinerja ku, sebaiknya aku mengajukan perpindahan bagian dulu.” “Ya udah, aku sih berminat, tapi kalau tidak bisa ... Ya gakpa-pa juga sih,” balas Kinan dengan semangat tapi tidak antusias. Selama acara berjalan entah kenapa pikiran Arumi terlintasuntuk pindah divisi, hatinya rasanya berat jika menjadi sekretaris Abyan. Tapi mungkinkah bisa? *** Ruang CEO Acara perkenalan dan serah jabatan telah selesai, sekarang Pak Raffa, Abyan beserta Rizka sedang ada di ruang CEO. Sedangkan Arumi sudah kembali ke meja kerjanya, sesaat dari mejanya dia melihat pria yang mengaku saudara Abyan ternyata asisten pribadi Abyan itu keluar dari ruang CEO. Tak sengaja mereka berdua bersitatap, dan pria itu mendekati meja Arumi. “Semoga ke depan kita bisa bekerja sama, Arumi,” ucap Ray terlebih dahulu. Arumi tersenyum smirk. “Kerja sama yang baik dalam hal tipu menipu ya Mas Ray,” sindir Arumi dengan tatapan malasnya. Ray hanya tersenyum getir mendengar jawaban Arumi, wajar sih jika Arumi menyindirnya, karena dialah yang membawa berita buruk saat acara pernikahannya. “Kamu diminta untuk masuk ke dalam oleh Pak Raffa,” ucap Ray kembali, lalu Ray pun bergerak menjauhi meja Arumi dan dia menuju meja kerja yang sudah disiapkan oleh office boy. “Maaf Arumi, aku hanya mengikuti perintah Pak Abyan saat itu,” batin Ray. Ray yang sudah duduk di dalam kubikelnya memperhatikan mantan calon istri bosnya dengan tarikan napas yang panjang. Dulu dia yang dipinta oleh Abyan untuk berpura-pura menjadi saudara Abyan, dan turut menjadi saksi jika Abyan sudah tidak memiliki orang tua ketika melamar wanita itu. “Tidak menyangka akan bertemu lagi di sini dan dia sudah banyak berubah. Kasihan kamu Arumi, dulu hanya dipermainkan oleh Pak Abyan,” gumam Ray sendiri. Arumi yang diminta untuk masuk ke dalam, dia bergerak ke sana. “Permisi Pak Raffa ... Bapak memanggil saya kah?” tanya Arumi dengan sopannya. Pak Raffa yang duduk di sofa segera menoleh ke arah Arumi. “Duduklah di sini Arumi ... ada beberapa yang harus dibicarakan bersama,” pinta Pak Raffa dengan ramahnya, sembari menunjukkan sofa single yang kosong. Akan tetapi saat ingin melangkah, dia melihat tatapan dingin dari Abyan yang juga duduk di sana berdampingan dengan tunangannya. Namun, dia harus tetap menghampiri mereka semua. Dengan elegan dan anggunnya Arumi duduk di sofa tersebut. “Arumi mulai hari ini atasan kamu adalah anak saya Abyan, dan saya minta semua jadwal yang sudah kamu scedule, serta laporan-laporan yang sudah masuk segera kamu sampaikan pada Abyan. Dan Bapak harap kamu bisa bekerja sama dengan Abyan,” imbuh Pak Raffa. Arumi terlihat mendengarkan secara seksama apa yang dikatakan oleh Pak Raffa, tanpa sekalipun menatap Abyan yang ada di hadapannya. “Pah, maaf bolehkah aku sedikit komplain,” ucap Rizka tiba-tiba. “Komplain apa?” tanya Pak Raffa dengan mengernyitkan dahinya keriputnya. “Begini Pah, aku tidak maksud untuk ikut campur dalam hal pekerjaan.Tapi aku ingin yang menjadi sekretaris calon suamiku sebaiknya pilih laki-laki saja. Maklum Pah, sekarang banyak sekretaris nakal yang suka menggoda atasnya. Aku takut hal itu terjadi dengan Kak Abyan, apalagi beberapa bulan lagi kami akan menikah,” pinta Rizka dengan tatapan teduhnya pada Pak Raffa. Arumi tersenyum kecut, dan kedua netranya terlihat dingin saat dia menolehkan wajahnya ke pasangan tersebut. Bersambung ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN