Ketiga gadis itu terdiam saat ketiga pria yang mereka lihat tiba di meja mereka, membuat Kayra dan Jihan melongo memandang pria dihadapan mereka.
"Kakak kok tumben makan kemari?" tanya Kayra pada Kaizan yang mulai duduk menggeret kursi.
"Emang Kakak gak boleh makan di warung Padang, lagi pingin makan rendang." ucap Kaizan sambil mengelus elus perut ratanya yang tak luput dari pandangan Jihan.
"Boleh kami duduk disini?" tanya Toni kepada tiga gadis dihadapannya.
"Duduk aja lah Ton, disini kita Bos nya." ucap Kaizan menjawab pertanyaan Toni.
"Yehh, enak aja, kita yang lebih dulu disini, tapi gak apa apa deh, kebeneran aku lagi baik jadi duduk aja, ayo Pak duduk." jawab Kayra ramah memandang ke arah Akhtar. Kalina memutar bola matanya malas sudah pasti temennya yang satu itu pasti berniat menggoda bos nya.
"Kak, kapan kapan boleh dong Kayra kerja kaya mereka," Kayra berbicara menatap Kaizan sambil menaik turunkan alisnya, membuat Kaizan mendongakkan kepalanya yang sibuk dengan layar ponselnya.
"Bener, kamu mau kerja?"
"Ya iya lah, masak boongan."
"Nanti ngeluh ini ngeluh itu,"
"Enggak bakalan deh, apalagi Bos nya kaya begini." Kayra mengakhiri dengan tersenyum malu menatap Akhtar yang hanya diam sibuk dengan ponselnya di genggaman. Akhtar tersenyum simpul lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.
"Bilang aja cuma mau modusin para cowok ganteng kan loe?"
"Apaan si, Jihan, ya enggak lah, lagian aku udah bosen nih dirumah mulu gak ada kerjaan."
"Yang bener?"
"Bener lah,"
"Perbaiki dulu niatnya baru kerja, entar udah capek capek Kakak kamu ngurusin ini itu kamunya bosen." Kayra terdiam tampak berpikir, ucapan Jihan membuat semua orang menatapnya.
"Ke..kenapa?"
"Gak apa apa Jihan, yang kamu ucapin tadi ada benernya, perbaiki dulu niatnya beneran gak kamu mau kerja?" Kalina ikut menambahi ucapan Jihan barusan.
"Oke, kalau gitu aku pikir pikir lagi deh."
"Nah, ini aja masih mau pikir pikir lagi, gimana kalau beneran, tadi Kakak bakalan cari posisi yang pas buat kamu diperusahaan nya Pak Akhtar"
"Hehe, ya gak apa apa sih, langsung kerja aja juga gak apa apa."
"Iya tapi kamu niatnya aja masih main main."
"Iya deh iya, aku pikirin dulu deh, punya Kakak gini amat." jawab Kayra sewot. makanan tiba mengisi meja dengan berbagai jenis makanan ada rendang, gulai nangka, gulai kikil, serta ikan segala macam ikan memenuhi seisi meja. Mereka makan dengan khidmat, sementara Jihan sendiri merasa beruntung mengenal Kalina ia jadi terlihat lebih sering bergabung bersama bos dan pria yang ia kagumi.
"Kalina, persiapan untuk proyek Bali sudah selesai semua??" Akhtar bertanya kepada Kalina saat ia menyudahi makanannya.
"Sudah semua Pak, persiapan berkas, tiket pesawat, Akomodasi semua sudah saya siapkan untuk Bapak dan Toni!"
"Tidak, maksud saya Toni tidak ikut, ia akan saya tugaskan untuk mengurus perusahaan saya di Bandung, jadi saya pergi bersamamu, kau harus bersiap siap kita akan berangkat pagi!!"
"Tapi, bukannya Bapak akan pergi dengan Toni pak?"
"Tidak, mendadak pekerjaan saya yang ada di Bandung tidak bisa ditinggal jadi Toni tidak bisa ikut."
"Lumayan Lin, Bali." ucap Kayra antusias dan dihadiahi pelototan Kalina.
"Kalau begitu baiklah, Saya akan bersiap Pak."
"Oke, kalian jangan sampai terlambat kembali bekerja." ucap Akhtar menatap ke arah Jihan dan Kalina lalu bangkit diikuti Toni.
"Ayo, jam istirahat sudah hampir habis, kalian mau disini saja?" Kaizan bangkit lalu meninggalkan Kalina beserta temannya.
"Demi apapun lo enak banget sih Lin."
"Enak apanya sih?"
"Ke Bali bareng Bos dan nilai plusnya ganteng."
"Dasar geser loe, loe kira gue ke Bali ngapain? kencan? gue kesana cuma nemenin Bos liat pembangunan proyek barunya."
"Ya walaupun, kan bisa sambil menyelam minum air."
"Loe nyuruh gue jadi pelakor?"
"Ya gak gitu juga."
"Udah jangan pada ribut, ayok Lin udah telat nih, ntar Bos marah lagi." Jihan mencoba mengingatkan dan mengajak Kalina kembali kekantor.
***
Malam hari Kalina bersiap menyusun pakaiannya didalam koper, ia tidak begitu banyak membawa pakaian ganti karena ia hanya pergi tiga hari di Bali,
"Ciee, yang mau liburan." goda Kayra saat melihat Kalina menyusun perlengkapan mandinya.
"Kerja kali ah, uda berapa kali dibilangin juga." Kalina mencebikkan bibirnya tak suka.
"Anggap aja lagi persiapan bulan madu."
"Ngaco." Kayra terbahak mendengar ucapan Kalina.
"Ya, gak apa apa dong Lin, eh nanti kalau pulang bawa oleh oleh yang banyak ya."
"Udah dibilangin gue kesana mau kerja, bukan liburan, ya kalau si Bos mau diajakin cari oleh oleh kalau kagak ya gak usah ngarep."
"Ehh, denger nih ya, kalau kerja emang loe kudu sama si Bos, tapi kalau mau cari oleh oleh ya loe pergi sendiri lah, yah kali Bos loe mau loe suruh bawain plastik belanjaan." Kalina terdiam lalu terbahak bersama Kayra.
"Bener bener, kok gue begok ya, ya kali gue ajakin Bos cari oleh oleh."
"Nah itu, ya gak mungkin banget, ntar lo pergi sendiri aja deh! Jangan lupa pie s**u nya banyakin oke."
"Bisa bisa gue kere mendadak nih kerja berapa hari di Bali."
"Kok gitu?"
"Ya karena lo kebanyakan titip oleh olehnya."
"Yeh, sekali sekali juga gak ikhlas banget, lagian Bunda juga masak gak lo cariin oleh oleh."
"Oh iya, cerita cerita bunda aku kangen deh jadinya sama Bunda." Kalina memasang wajah murung seketika mengingat orang tuanya di Bogor.
"Udah, kapan kapan kalau kamu pulang ngantor cepet, kita otw kesana oke." Kalina mengacungkan jempolnya.
"Oh iya, Bundamu tahu kamu mau ke Bali?" Kalina mengangguk sambil menutup kopernya lalu bergabung bersama Kayra yang duduk di pinggiran ranjang.
"Tadi sebelum siap siap aku uda telpon Bunda, Ayah juga ngijinin kalau memang ini soal pekerjaan."
"Oh gitu, kapan kamu kembali ke Jakarta??"
"Gak lama kok, disana cuma tiga hari aja, setelah itu langsung pulang sih, apalagi Pak Akhtar juga pergi ninggalin istrinya gak mungkin dong lama lama."
"Iya juga sih, eh ngomong ngomong soal istri, gimana sih Istri Bos kamu itu?"
"Cantik."
"Cantik doang?"
"Gimana ya, aku juga gak begitu kenal, soalnya baru sekali bertemu juga sih."
"Masak sih, kan loe udah lama kerja bareng Bos, masak cuma sekali doang?"
Kalina mengangguk menjawab ucapan dari sahabatnya.
"Kok jarang, emang gak pernah ngecekin lakinya di kantor?"
"Enggak."
"Astaga, gak takut lakinya di gondol orang apa ya." Kalina terkekeh mendengar ucapan Kayra.
"Digondol gimana? Kamu ada ada aja."
"Di gondol pelakor lah." ucap Kayra sambil terkikik.
"Ada ada aja kamu." Kalina beranjak dari tempatnya lalu keluar kamar.
"Loh, Lin kok aku ditinggalin sihh," Kayra berlalu mengejar Kalina keluar kamar.
"Mau kemana sih?"
"Laper gue." sambil mengusap usap perut ratanya Kalina berjalan kedapur sedangkan Kayra berjalan ke arah ruang tv dan duduk diam menunggu Kalina bergabung bersamanya. Siang hari Kalina sudah berada di Bali, ia sudah sejam yang lalu berada dikamar hotelnya, Kalina memilih mandi membasahi seluruh tubuhnya akibat jetlag yang ia rasakan, selesai berpakaian Kalina merasakan perutnya keroncongan ia keluar kamar dengan pakaian yang casual terlihat lebih santai, Kalina berjalan kearah cafe hotel memilih tempat duduk yang tak jauh dari kolam renang, ia duduk sambil menikmati pesanannya, menikmati angin yang berhembus dari pantai dan menikmati pemandangan laut Bali dengan segelas jus segar yang ia nikmati.
"Kamu disini?" ucap seseorang yang mengagetkan Kalina.
"Eh, Pak Akhtar, silahkan pak." ucap Kalina mempersilahkan Akhtar duduk bersamanya.
"Saya pikir kamu sedang jetlag, dan gak berniat makan siang."
"Perut Saya malah sudah teriak teriak minta diisi Pak, mau tidur juga gak bisa."
"Sudah makan?" tanya Akhtar saat memanggil pelayan mendekati mereka.
"Sudah Pak, baru aja! Maaf Pak Saya kira Bapak tadi sedang beristirahat jadinya saya duluan deh." ucap Kalina sambil tersenyum sungkan menatap piring bekas makanannya.
"Gak apa apa, Saya juga berpikir begitu tadi," Kalina mengangguk anggukkan kepalanya.
"Sudah sering ke Bali?" tanya Akhtar disela kesibukannya memegang ponsel.
"Ini yang kedua Pak."
"Pertama kali dalam rangka apa?"
"Liburan bareng Kayra Pak!" Akhtar tampak mengangguk anggukan kepalanya.
"Hotelnya bagus ya Pak."
"Ini termasuk Hotel salah satu teman Saya."
"Hahh, beneran Pak?" Akhtar mengangguk sambil menyeruput minumannya yang baru tiba.
"Bagus banget, Hotel Galindra yang akan di bangun juga akan mewah dan sebagus ini Pak?"
"Kurang lebih seperti itu."
"Pasti Bapak sering banget honeymoon bareng Istri ya, mengingat dimana mana banyak Hotelnya sendiri." Akhtar terbatuk mendengar ucapan Kalina. Kalina langsung menyodorkan minuman Akhtar, yang langsung di minum oleh Akhtar hingga separuh gelas.
"Bapak gak apa apa?"
"Gak apa apa, Saya baik baik aja." sambil menetralkan tenggorokannya yang masih tersisa sedikit rasa makanan.
"Lain kali makannya hati hati dong Pak."
Akhtar tidak menjawab ia hanya terdiam melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
"Istri Bapak kenapa gak di ajak aja Pak, kan lumayan hitung hitung liburan," Akhtar berhenti melakukan kegiatannya ia memikirkan apa yang Kalina ucapkan, bagaimana mungkin istrinya mau di ajak honeymoon jika harus bercampur campur dengan waktu kerja seperti ini, membayangkannya saja tidak mungkin Giana mau, batin Akhtar ia menghela nafas merasa pusing teringat kembali pada pernikahannya yang hanya berjalan datar datar saja, tidak ada yang istimewa.
"Pak," Panggil Kalina membuyarkan lamunan Akhtar.
"Ah iya, sampai mana tadi?"
"Oh, Saya bilang kalau Istri Bapak ikut kan lumayan sekaligus liburan atau honeymoon gituu." goda Kalina kepada Akhtar.
"Dia tidak menyukai pekerjaan dicampur dengan hal pribadi." ucap Akhtar membuat Kalina terdiam.
"Oh begitu." Kalina tidak ingin melanjutkannya, sepertinya pembicaraan tentang istri bos selalu saja menjadi canggung suasana.
"Saya sudah selesai, Saya duluan." ucap Akhtar pada Kalina seraya bangkit berjalan masuk ke arah hotel. Kalina menghela nafasnya, melihat Akhtar berjalan sampai hilang dari jangkauan mata, mengapa bosnya lebih seperti orang yang tertekan apa ini hanya perasaan Kalina saja, Kalina menggelengkan kepalanya ini bukan ranah nya, ia harus mensugesti hatinya agar tak terlalu jauh untuk mencari tahu. Kalina bangkit berjalan masuk, hari kerja akan dimulai besok ia akan menghabiskan waktunya dengan berbaring dikamar hotel mewah ini, Tuhan nikmat mana lagi yang harus aku dustakan ucap Kalina dalam hati.
. . . . . . . . . . . . . . . *** . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Maaf untuk typo dan lain lain..
Jangan lupa Komen
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat sss Author..
*Lyerma wati. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Salam sayang dari Author. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .