Kalina keluar dari ruangan Akhtar dengan jantung berdebar tidak karuan. Ia mengusap dadaanya yang terus saja berdegub kencang. Kalina masuk kedalam toilet memandang wajahnya yang masih bersemu kemerahan. Lalu menghela nafasnya, bagaimana bisa seperti ini. Akhtar baru saja mengecup bibirnya sekilas tapi ia sudah tidak bisa berbuat apapun karena lututnya terasa lemas. Beginikah jika memiliki kekasih perasaan berdebar, berbunga bunga, meskipun malu, Kalina akui ia bahagia dan menginginkan hal seperti itu terulang lagi. Jangan katakan jika ia wanita murahaan dan nakal, tapi Kalina hanya seorang gadis normal yang sedang merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Kalina mencuci wajahnya mencoba menghilangkan wajah gugupnya. Ia meraba bibirnya, yang membuatnya teringat kembali perlakuan Akhtar