01. Arik Dierja Hartono

1098 Kata
Hanya dalam sekali lirik, Arik Dierja Hartono adalah tipe pria yang akan kamu puji dengan serius dan pantas. Mungkin kamu tidak akan berkedip, matamu dipertajam, tak ingin melewatkan detik, sebab pria itu menyelipkan kata ‘tanpa cela’ dalam paras. Alisnya tebal, bentuk rahangnya seperti dipahat oleh palu Dewa Yang Agung. Lalu dalam daya pikat itu kamu akan bertanya-tanya seindah apa bibir Arik jika tersenyum? Sayangnya, meski Arik selalu berpakaian rapi, merawat tubuhnya, menjaga kata-katanya, dan juga bersikap sopan, lengkung di bibirnya bisa dihitung jari. Memiliki jabatan paling tinggi di tempat bekerja tidak membuat Arik bersikap angkuh sampai malas tersenyum. Bukan seperti itu. Namun memang tabiatnya tenang dan ia hanya berbicara hal yang diperlukan. Jarang berekspresi, Arik hanya tersenyum kepada orang-orang terdekatnya saja. Wajah tampan Arik sempat menjadi perbincangan di kalangan masyarakat sampai dokter bedah plastik di beberapa negara ketika foto Arik masuk fortal berita utama sebagai orang yang menyumbang sangat besar saat kejadian terbakarnya rumah sakit jantung di Jakarta. Selain itu, Arik juga aktif menyumbang untuk kasus kelaparan, entah di negaranya sendiri atau di negara lain. Yayasan miliknya dipercayakan kepada Jessy, adik bungsu Arik. Sebab Jessy adalah orang yang sering berpergian dan tinggal dibanyak negara. Jessy paling cocok mendapatkan tugas dan terjun di lapangan langsung, sedangkan Arik mengelola dan menyiapkan hal utama; uang. Arik memang dermawan, namun wajahnya ikut menjadi lebih terkenal karena dianggap mendekati angka sempurna saat dilihat menurut formula kuno Yunani soal ketampanan. Arik memiliki kecocokan rasio hingga 90 persen. Dalam kata lain, pria itu dianugerahi bentuk wajah yang sangat mempesona. Golden Ratio atau Rumus Emas adalah rumus matematika yang dibuat orang-orang Yunani untuk mengukur ketampanan atau kecantikan. Dalam formula ini, semakin dekat rasio wajah atau tubuh terhadap angka 1,618 atau Phi, maka makin sempurnalah dia. Arik adalah salah satu pria di muka bumi yang dianggap memiliki bentuk wajah sempurna.Terpujilah parasnya. Terpujilah kedua orangtuanya yang membawa Arik ke dunia. Ketampanan Arik tentu saja diwariskan dari ayahnya, Haris Hartono yang terlihat tetap gagah padahal usianya sudah tidak muda lagi. Ibunya, Selina Hartono pernah menjadi model majalah kecantikan sejak bangku kuliah sebelum memutuskan berhenti karena menikah dengan Haris Hartono dan mengandung Arik. Tak heran Arik menjadi perpaduan yang sangat berhasil. Selain dilimpahkan harta dan nama belakang yang berpengaruh, Arik juga memiliki gen yang menakjubkan. Sejak kecil julukannya adalah ‘pangeran’. Panggilan itu diberikan pertama kali oleh neneknya, Katharina Hartono. Sebagai rasa syukur yang tak pernah putus setelah dikaruniai cucu pertama yang begitu tampan oleh Tuhan. Jika perlu diberi contoh, wajah Arik itu mirip seperti Richard Madden. Aktor yang memerankan tokoh Robb Stark—The Young Wolf—dalam series fenomenal Game of Thrones. Bedanya, mata Arik tidak berwarna biru, melainkan coklat terang seperti ibunya. Arik itu adalah jenis manusia yang kurang suka perubahan pada sesuatu yang memang lebih baik seperti itu adanya. Arik menyukai ketenteraman. Arik tidak suka harmoninya bercabang. Makanya, detik ini Arik mengerutkan kening saat mobil mewahnya sampai di rumah Dila, tunangannya. Rumah yang ia belikan satu tahun lalu itu biasanya tenang karena pemilknya merawat bangunan tingkat dua itu dengan penuh tanggung jawab. Kini rumah itu... berubah menjadi kelab dadakan. Berisik. Tersangka utamanya pasti adik Dila. Tunangan Arik memiliki adik yang berbeda sepuluh tahun dengan Arik, namanya Dara. Terkadang Arik merasa Dara selalu sok asyik kepadanya, berbicara menggunakan bahasa gaul yang nyaris terlalu berandalan. Arik selalu menggap Dara hangover, sebab gadis itu terlalu suka mengoceh. Dara sangat berbeda dengan Dila. Wanita yang menjadi kekasih Arik itu sopan, tutur katanya lemah lambut, mampu membuat Arik tenang. Dara seharusnya bersyukur karena punya kakak sebaik Dila. Arik tidak membenci Dara, hanya saja jika ia bisa menjauh dari gadis itu, maka ia akan melakukannya. Arik suka hidup yang tenang. *** "Apa kamu membiarkan adik kamu minum alkohol sebanyak itu?" Dila melirik tunangannya yang sibuk menyetir. Dilihat dari samping, Arik tetap mempesona. Dila menjawab Arik, "Dara sedang ulang tahun dan dia membuat pesta di rumah. Aku nggak khawatir." Lalu Dila meneruskan dengan lembut, "Aku tahu rumah itu kamu yang beli, dan aku berterima kasih untuk itu. Tapi Dara berjanji merapikan semuanya setelah pesta, Sayang. Kamu jangan khawatir.” "Yang membuat aku khawatir bukan rumahnya, tapi kamu," ujar Arik kepada Dila. "Apa kamu suka berada di pesta berisiknya Dara?" "Walaupun aku nggak suka, tapi Dara adik aku. Aku mau dia bahagia di hari ulang tahunnya." Dila tersenyum, membuat Arik menoleh kepadanya dan pria itu mengerti. "Setelah jadi istri aku, kamu akan tinggal bersama aku. Apa Dara bisa mengurus dirinya sendiri?" Arik menanyakannya dengan nada datar, berbasa-basi. Sebenarnya Arik tidak peduli jika rumah yang ia berikan untuk Dila ditempati oleh Dara. "Dara itu mau dua puluh enam tahun, Sayang. Sama seperti adik kembar kamu, Janied dan Jessy. Mereka akan marah kalau masih dianggap seperti anak kecil.” “Kalau berbicara tentang Jessy, aku tahu adikku itu bisa dipercaya dengan hidupnya. Tetapi jika disamakan dengan Janied, kamu harus was-was. Meski berumur 25 tahun, Janied itu masih seperti aak kecil.” “Dara mungkin terlihat urakan, tetapi aku yakin dia sudah dewasa untuk mengurus dirinya sendiri." Dila mengusap lengan Arik perlahan. "Lebih baik kita fokus kepada pernikahan kita. Adik kamu bilang kamu selalu kerja lembur. Sayang, jangan capek-capek." "Adik aku yang mana yang ngadu ke kamu?" Memiliki tiga adik sekaligus membuat Arik harus bertanya lebih spesifik. "Cassie.” Dila menjawab disertai kekehan. “Cassie pasti menambah-nambahkan.” Arik seolah tahu sifat adik perempuannya. “Apa dia juga meminta bantuan kamu agar aku luluh dan setuju Cassie menikah dengan Alex?” Dila terkadang terkesan dengan kepekaan Arik. “Sayang... menurut aku, Cassie cocok dengan Alex. Kamu juga mengenalnya sejak kecil.” “Kamu nggak tahu Alex seperti apa, Di.” Arik menggeleng. “Kamu harus ada di team aku, jangan mendukung Cassie. Pilihannya menikah dengan Alex itu sangat salah.” “Aku team netral.” Dila terkekeh kecil. Tidak mau ikut campur. “Back to topic, kamu jangan sering lembur, Sayang.” "Masih ada yang harus aku kerjain, Di,” kata Arik. “Aku mau semuanya beres supaya nanti rencana bulan madu kita nggak terganggu." "Oke, Tuan perfeksionis, tapi jangan berlebihan ya. Kamu perlu istirahat. Aku nggak mau menikah sama laki-laki yang punya mata panda." Dila sedikit meledek. Meski sebenarnya wajah tampan Arik Dierja Hartono tidak akan berubah meski kehilangan waktu tidurnya. Tetapi Dila khawatir Arik akan sakit. Arik tersenyum kepada wanita yang sangat ia cintai itu. Wanita yang menunjukkan kepada Arik bahwa saling memiliki satu sama lain terasa menyenangkan. Wanita yang membuat Arik percaya bahwa ketulusan itu memang ada. Arik berujar pelan kepada Dila, "Iya, calon istri. Aku pasti istirahat dan akan menjadi tampan di altar hanya untuk kamu." [] -------------------------------- Instagram; galeri.ken
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN