Darsimah!" pekik Akmal "Iya, Nenekmu ada? Bilangin dong, teman lama ingin bertemu." Darsimah mengibaskan rambut hitamnya yang panjang. Kini ia memakai mode lihat dengan penampilan wanita muda yang cantik. Lampu pijar dalam ruangan rumah mendadak meredup, embusan angin malam menusuk kulit masuk melalui pentilasi dan pintu yang terbuka. Akmal mengepalkan kedua tangannya , Darsimah terus berderap mendekatinya dengan senyuman simpul dan tangannya memegang kipas. Sedangkan Bonbon mendadak menegang, kaki, dan tubuhnya tidak bisa digerakkan. "Tolong akuu, Bro. Ini kenapa gue jadi manekin dadakan? Mba Bro, kalau ada manekin sebesar gue nggak bakal laku dijual nanti bajunya!" teriak Bonbon sembari berusaha menggerakkan kakinya. "Diam, kau buntelan lemak!" sanggah Darsimah menjentikkan jarinya d