“Tuan, bagaimana kabar Anda belakangan ini?” Rajata menoleh pada Megan, dengan satu alis terangkat. “Kau bertanya seolah sudah lama tidak melihatku. Ada apa, Megan?” “Tidak, bukan itu maksud saya. Semenjak berdamai dengan Nona, bagaimana rasanya?” Deheman terdengar, membuat Megan tersenyum tipis. “Nona cantik, ya. Beliau punya paras yang mudah disukai. Sifat yang pemalu membuat semuanya serasi. Kalau salah tingkah, terlihat manis sekali.” “Dibayar berapa kau memujinya?” “Saya tahu Tuan tidak bermaksud menanyakan itu.” Selesai menuangkan kopi untuk Rajata, Megan mundur selangkah dengan kedua tangan saling bertaut di depan. “Bicara lembut itu tidak berbahaya, Tuan. Tidak pada semua orang, pada satu orangpun cukup. Atau pilih siapa saja yang pantas dapat kelembutan dari Anda. Bicara denga