Sementara itu Matthew dan Selina sedang berada di ruang keluarga. Selina sedang asik merajut pakaian hangat, sedangkan Matthew sedang membaca koran.
"Apa Gasendra sudah pulang?"tanya Matthew.
"Dia sudah pulang. Kepala pelayan baru saja memberitahuku."
"Aku harus bicara dengannya mengenai Bella."
"Memangnya ada apa?"
Matthew langsung memperlihatkan akun i********: milik Bella. Di sana ada foto Gasendra yang tangannya sedang dipeluk oleh Bella dan kepalanya disandarkan dibahunya.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana kalau Minur dan keluarganya melihat? Ini bisa gawat."
"Aku tidak tahu kalau Papa punya akun Instagram."
"Papa baru buat akunnya tadi khusus memata-matai Bella ini. Papa ngga suka sama Bella ini. Ada niat tidak baik. Kalau perlu Papa bisa menjadi salah satu Pasukan Pembasmi w*************a Gasendra (PPWPG). Apa Mama mau masuk menjadi anggota pasukan?"
"Duh Papa ngga usah lebay begitu. Bella belum tentu menjadi w*************a Gasendra. Sejak kapan Papa sebagai seorang presdir mengurus hal beginian sampai punya akun i********:?"
"Sejak Gasendra punya tunangan. Minur calon menantu kesayangan Papa. Dia baik, imut, lucu, dan cantik kayak boneka Barbie, jadi Gasendra hanya milik Minur seorang."
Matthew membalas postingan Bella dengan nama akun topi bulat.
Jauhi Gasendra! Gasendra sudah punya calon istri kamu tidak berhak pegang-pegang tangannya.
Bella membalas komentarnya dengan emotikon menjulurkan lidah dan membuat Matthew kesal. Ia pun menyimpan ponselnya dan kembali membaca koran.
"Kita harus segera memperingatkan dan memberitahu Gasendra kalau mereka sudah mengetahui keberadaan kita,"kata Selina.
"Mama tak usah cemas. Papa sudah meningkatkan keamanan. Papa tidak akan membiarkan mereka menyakiti Gasendra dan mengambil kunci itu darinya."
"Ya sudah kalau Papa begitu yakin mereka tidak akan menerobos masuk ke rumah ini."
Selina kembali merajut dan Matthew semakin resah dengan kabar yang dibawa oleh Larintos, pelayan setianya yang sudah mengabdi selama hampir 30 tahun beberapa hari yang lalu.
***
Sebelum tidur Minur dikejutkan oleh suara panggilan telepon dan ternyata itu panggilan video dari Gasendra. Ia sangat senang dan bunga-bunga berjatuhan di sekeliling Minur.
"Apa kamu sudah tidur?"
Minur memasang senyuman semanis gula dan madu supaya Gasendra semakin terpesona kepadanya.
"Aku baru saja mau tidur. Ada apa?"
"Aku mau memperlihatkan sesuatu padamu."
Gasendra memperlihatkan kalung Spongebob kepada Minur. Gadis itu langsung berteriak kegirangan.
"Kyaaaa Spongbob."
Mata Minur langsung berkilau melihat kalung itu. Tatapannya seperti melihat makanan. Ia mendekatkan layar ponselnya ke hidungnya mencoba membaui kalung itu jarak jauh. Samar-samar ia mencium bau aroma marshmellow.
"Bagus sekali. Apa kalung itu untukku?"
"Aku membelikannya untukmu."
Minur mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan ekspresi tersipu malu. "Kamu so sweet."
"Matamu kemasukan debu ya."
"Iya kemasukan debu pesonamu."
Gasendra terkekeh.
"Ini sudah malam sebaiknya kamu tidur. Selamat malam, Sweetie Pie!"
"Malam Honey Buns!"
Setelah melakukan video call dengan Minur, Gasendra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Minur di rumahnya. Gadis itu datang sendirian dan nampak senang. Ia membawa tas ransel cukup besar di punggungnya. Minur berlari kepelukannya. Adegan mimpinya berpindah di kolam renang di belakang rumahnya.
Gasendra tersipu malu melihat Minur yang memakai bikini. Bentuk tubuhnya sempurna, tapi menurutnya aneh. Minur tidak memiliki tubuh sesempurna itu. Tubuhnya sangat berisi, tapi ia berusaha untuk membuang keanehan itu. Perutnya nampak rata ketika sedang berbaring di kursi. Tungkainya panjang dan ramping. Di dadanya terdapat dua bukit yang indah dengan puncaknya yang tegak terlihat sangat jelas dibalik bikininya. Profil Minur yang sedang berjemur ditepi kolam renang begitu sempurna dalam pandangannya.
Wajah Gasendra semakin memanas dan ada darah yang mengalir dari hidungnya. Pandangan matanya tidak terlepas dari sosok Minur. Kelaki-lakiannya terusik dan hasratnya timbul. Bibir Minur nampak berkilat oleh sapuan lip gloss dan nampak sangat manis di matanya. Gasendra menelan ludahnya dengan susah payah. Ia berjalan mendekatinya. Gadis itu nampak terkejut saat melihatnya.
Gasendra membungkuk dan memiringkan kepalanya, menempelkan bibirnya pada bibir Minur. Mata Minur terpejam dan memeluk pinggang Gasendra. Sedikit demi sedikit lidah Gasendra yang basah dan hangat menyentuh setiap sudut bibir Minur dan melumatnya, lalu lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulut dan menjelajahi setiap lekuk di dalam mulut gadis itu, mereguk manisnya bibir Minur.
Setelah puas bercinta dengan mulut Minur, Gasendra menghujani wajah Minur dengan kecupan-kecupan panas di kelopak mata, hidung, pipi dan lekukan leher, lalu ia kembali melumat bibir Minur. Tangan Gasendra pun semakin berani menyentuh d**a Minur, menyelimuti bukit yang lembut itu, meremas, memijat dan membelai. Minur mengerang tertahan, karena mulut Gasendra masih membungkam bibir gadis itu. Ibu jarinya mempermainkan ujung dadanya membuat Minur terkesiap.
Gasendra kemudian membenamkan wajah pada lekuk leher Minur sambil mendekap tubuhnya dan membuainya. Alaram jam berdering dengan sangat keras membuyarkan semua mimpinya. Ia terbangun dan terkejut. Gasendra masih mencerna dengan mimpinya tadi. Ia melihat kedua tangannya masih dapat merasakan bentuk indah p******a Minur dalam genggaman tangannya.
Gasendra menggosok-gosokkan tangan di wajahnya. Ia masih tidak percaya dengan mimpinya. Terlebih lagi yang menjadi objek fantasi liarnya adalah Minur.
"Ini gila dan tidak masuk akal. Kenapa harus dengan Minur, si Gadis Kampung itu?"
Entah bagaimana caranya Minur sudah membangkitkan hasrat dan gairahnya yang sudah lama terpendam, lalu Gasendra teringat kata-kata Bella kalau Minur sudah melakukan guna-guna kepadanya. Ia mengeleng-gelengkan kepalaya dengan kencang.
"Ini tidak benar."
Gasendra cepat-cepat berlari ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Ia menatap cermin dan melihat bayangan Minur yang sedang memasang wajah genit dan mengedip-ngedipkan matanya sambil mengerucutkan mulutnya minta dicium olehnya. Ia mengucek-ucek matanya dan bayangan Minur menghilang. Ia harus mencari vaksin M-virus30 sebelum ia benar-benar menjadi aneh seperti Minur.
***
Minur menatap makanan di meja makan dengan hati riang gembira. Ia segera mengisi piring dengan nasi sampai penuh. Ayahnya Minur langsung mengambilnya dari tangan Minur.
"Kamu harus mengurangi makanmu. Ayah tidak ingin kamu menjadi gemuk di hari pernikahanmu."
"Ayah, kembalikan piringku!"
Minur mulai merajuk dan menangis keras. "Ayah jahat, apa Ayah ingin aku mati kelaparan saat mencangkul tanah nanti."
"Aduh Minur, kamu ini. Ayah ngga habis pikir kenapa napsu makanmu semakin besar saja. Kamu mulai sekarang harus memperhatikan penampilan tubuhmu supaya kamu tambah cantik lagi dan kamu tidak akan kelaparan saat mencangkul tanah nanti."
"Memangnya sekarang aku jelek ya."
Minur kembali menangis dengan keras. Ekawira menjadi kewalahan menghadapi Minur kalau keanehannya sedang kumat.
"Cup...cup...cup. Bukan begitu maksud Ayah. Minur cantik, tapi Ayah ingin Minur lebih cantik lagi supaya Gasendra tidak berpaling dengan wanita lain."
Tangisan Minur berhenti. "Gasendra sudah berjanji padaku tidak akan selingkuh dan aku percaya kepadanya. Lagi pula sekarang sudah ada Pasukan Pembasmi w*************a Gasendra (PPWPG)."
"Hah. Pasukan apa? Seperti mau ada perang saja."
"Pasukan yang didirikan oleh ayahnya Gasendra dan sudah resmi didirikan kemarin malam. Aku sudah dimasukkan ke dalam grupnya."
Minur mengambil piringnya lagi dan langsung makan dengan lahap. Ekawira hanya menggelengkan kepalanya melihat Minur banyak makan. Ia berdoa pada Tuhan supaya Minur tidak menjadi gendut.
"Makan yang banyak Minur, sayang,"kata Ibunya. "Tidak apa-apa kamu banyak makan yang penting kamu sehat selalu."
"Ibu paling mengerti Minur. Aku sayang Ibu."
"Jadi kamu tidak sayang Ayah."
Ekawira nampak cemberut.
"Minur juga sayang Ayah."