Awal pertemuan

1125 Kata
Pada hari Minggu yang cerah Minur baru saja keluar dari mini market membawa dua kantong belanjaan yang satu berisi buah-buahan dan yang satunya lagi berisi sayuran. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Minur bersiul riang sambil menyanyikan lagu potong bebek sambil menari di pinggir jalan. Tanpa Minur sadari, sebuah mobil sedan hitam melaju sangat kencang dan menyerempetnya sampai Minur terjatuh dan kepalanya kepentok tiang listrik. Mobil sedan itu langsung berhenti dan pengemudinya langsung keluar. Seorang pria memakai stelan jas biru tua dengan kacamata hitam cepat-cepat menghampirinya. Saat itu Minur masih setengah sadar dan samar-samar bisa melihat orang yang sudah hampir menabraknya. " Hei, apa kamu baik-baik saja?"tanya pria itu Minur yang kepalanya pusing melihat pemuda tampan itu entah kenapa berubah menjadi bayangan makanan dan perutnya berbunyi, karena lapar. " Tuan tongkol balado." " Hah." "Kamu mirip dengan tongkol balado." Minur pun pingsan. " Kenapa dia memanggilku tongkol. Ini benar-benar keterlaluan,"serunya kesal. Pemuda itu mengendong Minur dan memasukkannya ke dalam mobil. Di rumah sakit, keluarga Minur segera menemuinya. " Aduh Minur, kenapa kamu sampai keserempet mobil segala. Kamu tidak hati-hati,"kata Ibu Minur. "Ayah kira kamu sudah mati." Ayah Minur menangis tersedu-sedu. "Cup cup Ayah jangan menangis lagi. Minur baik-baik saja masih sehat bugar. Minur tidak akan mati dulu sebelum menikah." "Kalau begitu kamu segera menikah saja,"kata ibu Minur. "Selama ini Ayah sudah menjodohkan kamu dengan banyak pria, tapi selalu kamu tolak." "Itu karena pria- pria yang Ayah jodohkan denganku tidak bisa membuat Minur bernapsu." "Yang ada dipikiranmu hanya ada makanan. Apa tidak ada yang kamu pikirkan selain makanan?"kata Ibu Minur. "Tidak ada. Ibu kan tahu, Minur suka makan." "Nanti tubuh kamu gemuk." "Minur ngga peduli. Buktinya tubuhku tetap langsing." Minur tersenyum lebar. "Lain kali kamu harus berhati-hati kalau sedang jalan,"kata ayah Minur. "Itu salah Tuan tongkol balado mengemudikan mobil tidak hati-hati." "Siapa Tuan tongkol balado,"tanya ibunya. "Itu pria yang hampir menabrak Minur." "Kenapa kamu menyebutnya Tuan tongkol balado?"tanya ayahnya. "Karena bayangan pria itu mirip tongkol balado." "Di otakmu hanya ada makanan sampai-sampai orang pun mirip dengan makanan." "Tuan muda tampan itu masa disebut Tuan tongkol balado. Itu ngga level, Minur,"protes ibunya. "Harusnya apa?"tanya Minur. " Misalnya Tuan Escargot begitu." " Escargot kan bekicot, Bu." " Tapi itu makanan termahal di Perancis." Minur kembali merasakan pusing hebat membuat orangtuanya cemas dan entah kenapa saat itu juga ia mencium bau makanan yang sangat lezat. Cuping hidungnya bergerak-gerak mengendus bau makanan. "Harum sekali." "Apanya yang harum?" tanya ayahnya. Minur mengendus-endus tubuh ayahnya. "Bau Ayah seperti bau roti panggang bawang putih." "Kamu ini bicara apa Minur?" "Bau Ayah memang seperti roti panggang bawang putih." Ibu Minur yang penasaran mencoba mengendus tubuh suaminya. "Ayahmu tidak ada bau roti bawang putih." "Indra penciumku tidak mungkin salah." Minur pun mencium bau makanan di benda lain. Misalnya ia dapat mencium aroma coklat di sebuah gelas dan ia mencium bau pete di piring. Minur yakin ada yang tidak beres dengan otaknya. Dokter pun memeriksa kembali Minur dan otaknya baik- baik saja, tapi sejak saat itu indra penciuman Minur meningkat sangat tajam dan anehnya lagi ia hanya dapat mencium bau makanan disetiap benda mati dan makhluk hidup. Minur menebak ini efek samping dari kecelakaan yang ia alami. Ini semua gara-gara Tuan tongkol balado, Minur menggeram marah. Ia tidak tahu apa ini anugerah atau semacam azab. *** Setelah satu Minggu, Minur keluar dari rumah sakit. Ia lebih sering melamun memikirkan kemampuan tidak biasanya, yaitu kemampuan indra penciumannya mengendus aroma makanan yang sangat tajam. Selama seminggu ini Minur mencoba mengendalikan kekuatannya. Ia senang menjadi seorang gadis dengan kekuatan super. Minur tertawa sangat keras di dalam hati. Perlahan-lahan Minur bisa mengontrol penciumannya. Jika ia menginginkannya, ia bisa mencium aroma tempat tidurnya yang memiliki aroma nasi basi. Hueek. Minur hampir muntah. Ia memutuskan untuk segera menjemur kasur dan mengganti seprei. Cepat-cepat ia mengangkat kasur ke bawah untuk di jemur dan untung saja kasurnya bukan kasur springbed yang berat itu dan perlu banyak orang untuk mengangkatnya. Minur sangat bersyukur memiliki kasur jelek dan ringan. Ayah dan Ibunya merasa heran melihat Minur yang rajin menjemur kasur padahal sebelumnya Minur sama sekali tidak pernah menjemur kasurnya selama puluhan tahun. Ekawira, ayah Minur mencemaskan putrinya yang agak jorok dan suka makan dengan porsi yang sangat banyak. Sekali makan Minur bisa menghabiskan 6 piring nasi. Ekawira tidak mengerti terbuat dari apa perut putrinya dan seberapa luas perut putrinya untuk menampung semua makanan itu. Sehingga ayahnya menjuluki perut Minur dengan sebutan perut kantong ajaib Doraemon. Ekawira takut tidak ada pria yang mau dengannya, karena Minur juga jarang berdandan. " Minur sayang," sapa ayahnya saat Minur akan kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas. " Iya Ayahku tersayang," jawab Minur dengan senyuman lebarnya. " Ayah mau menjodohkanmu dengan salah satu anak kenalan ayah." " Minur tidak mau." Minur memasang wajah cemberut. " Mungkin kali ini kamu akan suka dengan calon suamimu ini." " Minur tetap tidak mau." " Ayolah, Minur! Dicoba dulu siapa tahu Minur suka dan cocok,"rayu ayahnya. Minur mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu dan nampak sedang berpikir. " Jadi apa kamu setuju?" " Baiklah." " Yeeeessss,"teriak ayahnya sambil joget. " Tapi Minur tidak janji menerimanya, kalau pria yang akan dijodohkan denganku tidak bisa membuat Minur bernapsu seperti melihat makanan." " Duh Minur. Kenapa sih kamu tuh selalu saja menyamakan calon suamimu itu dengan napsu makanmu?" " Ya itu kriteria calon suami Minur harus seperti makanan yang terlihat lezat untuk dimiliki dan disantap di atas ranjang. Ahay." " Kamu ini. Bu, lihat anakmu ini!" " Aku sudah melihat Minur dari tadi." " Coba beri nasihat kepada Minur kalau menikah itu penting. Ayah malu dengan omongan para tetangga kita anak kita belum menikah juga." " Ya sudah jangan dengarkan omongan mereka." " Yang dikatakan Ibu benar. Minur mau ke kamar dulu." " Minur, Ayah belum selesai bicara." Minur tidak mendengarkan Ayahnya dan terus menaiki tangga. "MINERVA NURLATIEFA,"teriak Ayahnya. " Sudahlah yang penting Minur mau bertemu dengan calon suaminya " "Ibu benar." *** Hari pertemuan pun tiba. Minur sibuk memilih pakaian yang akan dikenakannya untuk menemui calon suaminya. Ia sudah mengeluarkan banyak pakaian dari dalam lemarinya, tapi ia belum memutuskan akan memakai yang mana. Minur berdiri memandangi semua pakaiannya yang berserakan di tempat tidur. " Seharusnya aku kemarin membeli baju." Waktu pertemuan setengah jam lagi, tapi Minur masih belum siap. Pintu kamarnya terbuka. Ibunya nampak kesal melihat Minur yang belum berpakaian. " Cepatlah sebentar lagi mereka datang!" Ibunya melihat ke arah tempat tidur putrinya yang dipenuhi oleh pakaian. "Pilih satu saja tidak perlu bingung." Akhirnya Minur memilih gaun terusan berwarna peach yang panjangnya selutut. Ia kemudian menyisir rambut lurusnya dan menjepit rambutnya dengan jepitan spongebob di kedua sisi rambutnya. Minur juga memoles bibirnya dengan lipstik berwarna pink. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia turun ke bawah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN