Minur mau diculik

1151 Kata
Selina dan Matthew senang melihat Minur dan langsung memperkenalkannya kepada anggota keluarga yang lain. "Minur, kenalkan ini Richard pamannya Gasendra. Dia adalah adik Ayah dan ini istrinya, Selvi." "Halo!"sapa Minur. Minur mencoba membaui tubuh mereka berdua. Richard mempunyai aroma buah durian, sedangkan istrinya memiliki aroma Mangga. Minur menyimpulkan kalau mereka keluarga buah-buahan. Gadis itu menyadari kalau paman dan bibi Gasendra tidak menyukainya. Bisa dilihat dari cara mereka memandang Minur. Perasaan sedih menyelimuti hatinya. Setelah acara perkenalan, Minur dan dan Gasendra pergi ke Serambi depan. "Sepertinya mereka tidak menyukaiku." "Itu hanya perasaanmu saja." "Masa?" "Mereka sangat baik, jadi kamu tidak perlu cemas kalau mereka tidak suka padamu." "Dimana orang tua Daniel?" "Mereka belum datang mungkin nanti malam." Akhirnya yang ditunggu-tunggu Minur datang. Pegawai dari toko butik datang dengan membawa banyak gaun. Minur sampai bingung mau memilih yang mana. Semua gaun yang dipajang sangat indah-indah. Gasendra pun ikut memilih. "Gaun ini cocok untukmu,"katanya. Gaun berwarna silver selutut dengan lengan pendek yang dipilih Gasendra sangat indah dan Minur pun menyukainya. "Aku mau yang itu." Lalu Gasendra memilih gaun yang lain sampai ada 5 potong gaun. "Ayang Gasendra ini kebanyakan. Cukup satu saja." "Aku suka semua gaun itu dan aku ingin kamu memakainya." Minur terdiam dan pegawai butiknya tersenyum-senyum. Setelah selesai memilih gaun, minur harus memilih sepatu. Ia kembali dibuat bingung harus memilih lagi. Akhirnya, Gasendralah yang memilihkannya sesuai warna gaun. Satu persatu Gasendra memakaikan sepatu kepada kaki Minur. Ia merasa jadi seperti Cinderella dan Gasendra adalah pangerannya. Pipinya merona merah. Gasendra memberikan sepatu-sepatu yang dipilihnya kepada pegawai butik. "Terima kasih,"ucap Minur malu-malu. "Aku ingin calon istriku tampil cantik di pesta nanti." Hati Minur langsung menghangat. Minur memandang semua gaunnya di tempat tidur dengan terpesona. Sekarang ia kembali bingung gaun mana yang akan dikenakannya malam ini. Suara ketukan di pintu membuatnya terkejut. "Masuk!" Daniel masuk ke dalam dan melihat banyak gaun. "Wah. Bagus sekali." "Gasendra yang membelikannya untukku." "Paman memang punya selera sangat tinggi." "Apa kamu bisa memilihkan gaun untuk aku kenakan malam ini?" Daniel nampak bingung. "Semuanya bagus-bagus. Aku pilih gaun berwarna silver ini." "Tadinya aku memilih gaun ini. Ternyata pemikiran kita sama." Minur membereskan semua gaunnya dan memasukannya ke dalam lemari. Daniel melompat ke tempat tidur dan duduk di sana memperhatikan Minur yang sedang beres-beres. "Aku dengar dari Paman, bibi Minur punya angsa." "Iya. Namanya Momocha. Nanti aku akan memperkenalkannya kepadamu." "Benarkah?" "Iya. Tentu saja. Nanti setelah aku dan Gasendra menikah, Momocha akan tinggal di sini." "Apa aku bisa bertemu dengan Momocha setiap hari?" "Tentu saja." Minur jadi merindukan Momocha. Biasanya sekarang Momocha sedang nonton TV bersama ayah. "Sekarang Bibi Minur mau ganti pakaian dulu." Daniel turun dari tempat tidur. "Sampai jumpa di pesta!" Daniel keluar kamar dan menutup pintunya. Malam pun tiba. Minur sudah selesai berdandan. Ia sedang mematut dirinya di depan cermin dan sangat puas dengan penampilannya. Sementara di bawah telah banyak tamu-tamu yang berdatangan. Terutama dari anggota grup chat presdir yang tampan dan kece yang sudah tidak sabar melihat pasangan artis grup itu. Gasendra memakai pakaian tuxedo dan terlihat sangat tampan. Para wanita yang hadir di pesta itu sangat terpesona, bahkan mata mereka hampir tak berkedip. "Putramu sangat tampan,"kata salah satu teman Selina yang juga merupakan anggota grup arisan Selina. "Andai saja dia masih lajang, aku ingin menjodohkannya dengan putriku." "Sayang sekali putraku sudah punya calon istri." Bella yang baru saja datang segera mendekati Gasendra dan memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadanya dan memberikan hadiah untuknya. "Terima kasih sudah datang dan terima kasih untuk hadiahnya." Selama di pesta Bella terus berada di dekat Gasendra dan membuat Matthew tidak suka. Ia segera mendekati mereka berdua. "Ayah ingin bicara denganmu." Gasendra mengikuti ayahnya. "Jangan terlalu dekat-dekat dengan Bella! Ayah tidak suka. Apa kata orang nanti." "Baiklah." Matthew kembali melanjutkan perbincangan dengan rekan bisnisnya. *** Minur keluar kamarnya dengan terburu-buru sambil melihat peta menuju lantai bawah yang digambar oleh Gasendra, meskipun Minur sudah melakukan tur rumah, tapi tetap saja masih membingungkan baginya. Minur menemukan tangga utama. Suasana di bawah sudah sangat ramai. Musik mengalun dengan sangat indah. Ia kembali membetukan gaunnya sebelum menuruni tangga, lalu pelan-pelan ia mulai turun dari tangga. Matthew yang menyadari Minur sedang turun tangga, ia berbisik di telinga Gasendra. "Lihat itu Minur!" Perhatian Gasendra langsung terarah ke tangga dan melihat Minur yang sedang turun tangga. Selama sejenak, Gasendra merasa terpesona oleh kecantikan Minur. Ia merasa tidak percaya kalau itu Minur. Bella merasa cemburu melihat Gasendra yang terus menatap Minur tanpa sedikit pun mengalihkan perhatiannya. Gasendra berjalan mendekati Minur dan menawarkan tangannya. Minur dengan senang hati menerima uluran tangan Gasendra. Semua orang yang ada di ruangan itu mulai memperhatikan mereka dan Matthew sangat senang. Ia pun mengumumkan kepada semua tamunya kalau Minur adalah calon istri Gasendra. Beberapa tamu mulai berbisik-bisik dan senang melihat mereka berdua. Terutama grup chat presdir yang tampan dan kece. Akhirnya mereka bisa melihat Minur secara langsung. "Malam ini kamu sangat cantik sekali,"puji Selina. "Terima kasih." Matthew kemudian memperkenalkan Minur kepada rekan-rekan bisnisnya. Bella sangat kesal melihat semua itu. Seharusnya ia yang berada di posisi Minur. Hatinya tidak bisa menerima sudah dikalahkan oleh gadis kampung. Gasendra memperkenalkan Minur pada orang tua Daniel. "Ini adikku Raymond dan istrinya Shelia." "Hallo!" "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu secara langsung setelah melihat foto-fotomu yang beredar di sosial media Ayah,"kata Shelia. "Aku sudah tidak sabar melihat kalian menikah." "Kamu beruntung dapat calon istri yang cantik,"kata Raymond. Gasendra hanya tersenyum. Mereka belum tahu kelakuan aneh Minur bisik hati Gasendra. Aroma daging iga bakar tercium dari tubuh Raymond dan aroma cream soup ayam dari tubuh Shelia. Minur menjadi lapar. Lalu Minur dan Gasendra terpisah di pesta. Gadis itu menuju meja di mana makanan kecil dihidangkan tak tanggung-tanggung Minur mengambil banyak makanan, sedangkan Gasendra sedang berbicara dengan teman-temannya. Setelah Minur menghabiskan semua makanannya, ada seorang pria yang mendekatinya dan mencoba menggoda Minur. "Kamu sangat cantik. Maukah kamu menjadi pacarku?" "Tidak mau. Aku sudah punya calon suami." "Tinggalkan saja dia!" Pria itu berusaha untuk memeluk dan mencium Minur dan Minur berusaha menghindar. Pria itu tiba-tiba menyeret Minur ke halaman belakang. Daniel yang melihat itu langsung melapor ke pamannya. "Paman Gasendra, Bibi Minur telah diculik oleh pria tak dikenal ke arah sana." Gasendra langsung pergi ke tempat yang ditunjuk Daniel. *** "Lepaskan aku!" Pria itu masih berusaha untuk mencium Minur. Gasendra yang melihat semua itu menjadi sangat marah. Ia langsung meninju wajah pria itu. "JANGAN SENTUH CALON ISTRIKU,"teriaknya marah. Gasendra kembali memukulnya. Ia tidak suka, jika ada pria yang mencoba menggoda calon istrinya apa lagi ada yang mencoba menyakitinya. Pria membalasnya dengan memukul wajah Gasendra. Minur ketakutan melihat mereka berkelahi. Ia takut pria itu menyakiti Gasendra. Tiba-tiba saja bantuan tak terduga datang. Seekor angsa mematuk kaki pria itu. "Berani-beraninya kamu menyakiti calon ayah angkatku. Rasakan patukanku ini." Gasendra langsung berlari ke arah Minur dan langsung memeluknya dengan erat dengan penuh perlindungan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN