Soto ayam

1071 Kata
"Kamu tidak apa-apa?"tanyanya cemas dan panik. Minur mengangguk. Mereka melihat pria itu dikejar-kejar angsa dan berhasil mematuk kakinya berkali-kali. Angsa itu melebarkan sayapnya mengusir pria itu. Setelah pria itu pergi, angsa itu menghampiri Minur. "Ngok...Ngok." "Momocha, apa kamu Momocha?"tanya Minur tak percaya. "Ngok." Minur langsung memeluk Momocha. "Ayang Gasendra, lihat ini Momocha." "Halo Momocha!" "Ngok." "Tapi bagaimana kamu ada di sini?" "Ngok. "Kami yang membawanya,"jawab seorang pria. Minur terkejut melihat ayah dan ibunya. "Ayah, Ibu. Kalian datang." "Iya. Kami juga diundang dan kami sengaja tidak memberitahumu untuk membuat kejutan untukmu. Kami baru saja tiba dan Momocha langsung kabur." Minur langsung memeluk ayah dan ibunya. "Aku senang kalian datang." "Sebaiknya kita kurung Momocha dulu." "Di mana?" Gasendra menuju halaman belakang dekat kolam renang. Di sana ada kandang kelinci dan Momocha dimasukan ke sana, lalu mereka kembali ke pesta. Saat mereka kembali, Bella sedang bernyanyi, kemudian Bella menyuruh Minur untuk bernyanyi. Minur pun tak mau kalah dan bernyanyi dihadapan para tamu. Mereka tercengang melihat Minur menyanyikan lagu anak-anak dan tidak sedikit yang mentertawakannya, tapi pada akhirnya mereka ikut bernyanyi bersama Minur. Bella mendekati Minur yang sedang mengambil camilan satu piring penuh. Ia tidak menyadari kehadiran Bella di belakangnya terlalu asik dan terpesona melihat makanan lezat dan mewah di depan matanya. "Kamu Minur, kan?" Minur menoleh ke belakang. "Iya. Aku Minur." Minur menatap bingung wanita asing di depannya. "Aku Bella dan aku minta kamu menjauh dari Gasendra." "Kenapa harus menjauh?"tanya Minur sambil melahap kuenya. Bella memperhatikan Minur dari atas sampai bawah. Ia akui Minur memang cantik, tapi ia juga tidak kalah cantik darinya. Bella semakin bertanya-tanya apa yang menarik dari Minur, sehingga Gasendra mau menikah dengannya. "Karena aku mencintai Gasendra dan kamu sudah menjadi penghalang hubungan kami." "Apa kamu pacarnya?"tanya Minur sambil mengunyah makanannya. "Bukan." "Kalau begitu aku bukan penghalangmu,"jawabnya santai. "Tapi kamu sudah merebut Gasendra dariku." "Aku tidak merebut siapa pun darimu." Bella semakin kesal dibuatnya. "Pokoknya jauhi Gasendra!" "Aku tidak mau." "Kenapa? Apa karena Gasendra itu orang kaya? Apa kamu mau menikah, karena hartanya?" "Bukan karena itu." "Lalu karena apa?" "Karena ayang Gasendra itu sangat lezat." Benak Minur membayangkan wajah Gasendra berubah-ubah menjadi makanan dan air liurnya hampir menetes. "Kyaaaaa." Wajahnya tersipu malu dan rona merah perlahan-lahan muncul di pipinya. Minur senyum-senyum sendiri dan malu-malu kucing. "Hah." Bella menatap Minur dengan wajah keheranan, lalu tiba-tiba wajah Minur berubah menjadi serius dan menatap lurus Bella. "Seharusnya kamu bicara dengan ayang Gasendra untuk menjauhiku bukan kepadaku." Minur kembali melahap makanannya lagi sampai mulutnya penuh makanan. "Baik kalau itu maumu,"kata Bella kesal, lalu beranjak pergi. Minur kembali menatap makanan yang begitu berharga di depan matanya. Ia tidak mau repot mengurusi permintaan Bella tadi. Bella menemukan Gasendra sedang bicara dengan temannya di dekat pintu depan. Ia segera mendekatinya. "Aku ingin bicara denganmu." Gasendra meninggalkan temannya dan mengikuti Bella ke halaman belakang rumah. Minur yang melihat mereka, mengikutinya secara diam-diam sambil membawa piring penuh makanan. Mereka berdiri di dekat kolam renang. Senentara Minur menguping sambil makan. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" "Aku mencintaimu." Gasendra terkejut dengan pengakuan Bella, sedangkan Minur terlihat santai sambil terus makan. "Aku sudah lama mencintaimu." "Aku tidak tahu harus berkata apa." "Dan aku ingin kamu meninggalkan Minur. Aku tahu kamu tidak mencintainya, bukan? Kita bisa memulai hubungan kita yang baru." Minur yang tengah bersembunyi dibalik pohon merasa penasaran dengan jawaban Gasendra dan mulai was-was, Gasendra akan memilih Bella. "Maafkan aku. Aku tidak bisa menerima perasaanmu dan aku juga tidak bisa meninggalkan Minur begitu saja." Bella tidak percaya dengan jawaban Gasendra dan Minur sangat terharu mendengarnya. Ia hampir menangis. "Kamu lebih memilih gadis kampung itu daripada aku?"tanyanya kesal. "Iya,"jawabnya tegas. "Apa menariknya Minur daripada aku?" Gasendra berpikir sejenak. "Tidak ada yang menarik darinya hanya saja dia aneh dan keanehannya menjadi misteri dunia yang belum dipecahkan sampai sekarang." Bella yang mulai sangat kesal mulai melakukan rencana B untuk memfitnah Gasendra, karena sudah berusaha memperkosanya. Ia nekat mencium Gasendra, tapi sesuatu tak terduga kembali terjadi. Momocha datang menyerang Bella. "Ngooook." Minur terkejut melihat Momocha datang dan angsa itu mematuk kaki Bella. "Sakit " "Berani-beraninya kamu menggoda calon ayah angkatku." Bella yang ketakutan berusaha menghindar dan Momocha terus mengejarnya. Bella akan berteriak kesakitan ketika Momocha berhasil mematuk kakinya. Minur dan Gasendra tertawa melihatnya. Akhirnya Gasendra mengambil Momocha. Bella terlihat sangat marah. "Angsa sialan! Aku akan membalasmu nanti." Bella pergi dengan perasaan jengkel dan marah. Minur keluar dari tempat persembunyiannya. "Sepertinya kandang kelinci, pagarnya terlalu pendek, sehingga Momocha bisa terbang keluar,"kata Minur. "Minur, kamu ada di sini?" "Iya. Sejak dari tadi. Aku sudah mendengar semuanya dan aku sangat terharu." Mata Minur berkaca-kaca, lalu melompat kepelukan Gasendra. "Kyaaaa." Aroma soto ayam tercium dari tubuh Gasendra. "Parfum soto ayam,"bisik hatinya dan tertawa dalam hati. "Ngok." Momocha kejepit oleh tubuh Minur. "Maafkan aku, Momocha." "Ngok." "Ternyata Momocha lucu juga ya." "Tentu saja. Siapa dulu pemiliknya yang cantik, imut, dan lucu ini,"kata Minur sambil mengedip-ngedipkan matanya dengan genit. "Momocha lebih lucu dari kamu." Gasendra berjalan menuju kandang kelinci. "Ayang Gasendra jangan begitu. Aku lebih lucu dari Momocha." Minur mulai merajuk. "Iya kan aku lebih lucu?" Gasendra diam tidak mempedulikan Minur. "Kenapa kamu diam saja?" "Iya kamu lebih lucu dan kamu cerewet sekali." Minur tersenyum lebar. "Besok aku akan menyuruh orang untuk membuat kandang angsa." "Kamu dengar itu, Momocha. Kamu akan punya rumah baru." "Ngok." "Sebaiknya kita kembali ke pesta." Minur mengangguk. "Selamat malam, Momocha!" "Ngok." "Minur,"seru Gasendra terkejut. Rambut Minur sangat kusut dan tidak disisir selama beberapa hari. Ia juga masih memakai baju tidur yang sama sejak 4 hari yang lalu. Tatapan matanya lurus ke arah Gasendra. Minur berjalan mendekati Gasendra. Pria itu berusaha menghindar. "Kamu bau sekali. Berapa lama kamu tidak mandi?" "4 hari." "Pantas saja kamu bau." "Aku tidak punya nafsu untuk mandi." Minur memasang wajah cemberut. "Hah? Kamu ini masa mandi saja harus punya nafsu. Bilang saja kalau kamu malas mandi." Minur naik ke ata tempat tidur. Gasendra langsung turun dari tempat tidur. "Kenapa kamu menghindariku? Aku kan rindu padamu sudah 4 hari tidak bertemu." "Itu salahmu sendiri tidak mau keluar kamar selama berhari-hari." "Aku sedih Momocha sekarat." Minur tiba-tiba menangis dengan keras. "Sudah jangan menangis lagi. Ini tengah malam. Kamu bisa membangunkan semua orang." Minur berhenti menangis dan melihat Squidward berada di lantai, lalu ia mengambilnya. "Kenapa Squidward ada di lantai?" Minur menatap curiga Gasendra. "Kamu membuangnya ya?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN