Gosip

1136 Kata
"Minur, lihat kamarmu ini! Berantakan dan kotor sekali. Kamu kan wanita seharusnya kamu itu rajin membersihkan kamarmu. Jika kamu sudah menikah nanti, kamu harus menjaga kebersihan kamar. Gasendra pasti tidak mau tidur di kamar berantakan dan kotor seperti ini." "Aku akan membersihkannya nanti, "kata Minur dengan wajah cemberut. "Oh ya ada apa Ibu mencariku?" "Ibu mau menyuruhmu pergi membeli minyak goreng di warung." "Kenapa tidak menyuruh Mbok Jumi saja?" "Mbok Jumi sedang sibuk masak di dapur." "Tapi ini masih pagi." "Jam segini warung sudah buka. Ayo cepat! Ibu butuh minyak gorengnya sekarang." "Iya. Aku siap-siap dulu." Minur turun dari tempat tidurnya masih dalam keadaan mengantuk. "Ini uangnya. Ibu simpan di meja." Ibu Minur meninggalkan kamar putrinya dan hampir tersandung dengan buku yang berserakan di lantai. Setelah selesai mencuci wajah, Minur berganti pakaian. Jam sudah menunjukkan jam 6 pagi. Ia menyisir rambutnya dan mengikat rambut lurus hitamnya. Sebelum pergi Minur mengambil ponselnya dan berselfie dengan mulut yang dimoncongkan disertai dengan stiker hati, lalu mengirimkannya kepada Gasendra dan disertai pesan bertuliskan, Selamat pagi ! My Honeybunch sugarplum pumpy-umpy-umpkin. Minur kembali menyimpan ponselnya dan ia penasaran dengan aroma ponselnya. Minur menggunakan kekuatan super indra penciumannya dan ia mencium aroma sop ikan gurame yang keluar dari ponselnya yang langsung membuatnya menjadi sangat lapar. Perutnya langsung berbunyi. Minur cukup terkejut ponselnya memiliki aroma sop ikan gurame. Minur keluar kamar dan menuruni tangga dengan cepat. Ia meletakkan tangannya di gagang pintu keluar, lalu mendorongnya terbuka. Udara segar di pagi hari langsung menyambutnya begitu ia keluar rumah. Banyak burung yang bertengger di pagar dan kucing yang masih tidur di teras depan rumah. "Selamat pagi pohon! Selamat pagi bunga! Selamat pagi kucing! Selamat pagi burung!" Minur membuka pintu pagar dan berjalan menuju warung yang berada tidak jauh dari rumahnya. Di perjalanan menuju warung, ia bertemu dengan ibu-ibu yang sedang mengerumuni tukang sayur dan mereka sedang bergosip tentang dirinya, karena Minur bisa mendengar dengan jelas namanya disebut-sebut. "Selamat pagi Ibu-Ibu!" Minur kembali melanjutkan perjalanan menuju warung tidak mempedulikan tatapan mereka yang terkejut. "Tunggu Minur!"kata salah seorang ibu-ibu itu yang ternyata tetangga sebelahnya bernama Bu Shinta. "Apa benar kamu mau menikah?" "Iya," jawabnya dengan bangga. "Tahu dari mana aku akan menikah?" "Dari ibumu. Semalam ibumu chat di grup emak-emak paling imut, lucu, dan cantik, memberitahu kami, kamu akan segera menikah." "Oh jadi begitu." "Selamat ya Minur! Akhirnya kamu mau menikah." "Terima kasih." "Calon suamimu sangat tampan. Kamu beruntung sekali bisa langsung mendapatkan pria setampan calon suami itu." "Tahu dari mana kalau calon suamiku itu tampan?" tanyanya dengan tersenyum lebar. "Ibumu membagikan foto-foto calon suamimu ke grup." Minur langsung membelalakan matanya tidak percaya. "Masa sih?" Minur diperlihatkan foto-foto Gasendra yang sudah tersebar di grup emak-emak paling imut, lucu, dan cantik dengan tatapan tidak percaya. Ia mengambil ponsel Bu Shinta dan melihat foto-foto itu sekali lagi dan ia juga terkejut melihat fotonya yang sedang memandang Gasendra dari jarak dekat di mana bibir mereka hampir saling bersentuhan. Wajah Minur memanas. Ia juga melihat fotonya yang sedang berpelukan dengan Gasendra di halaman depan rumah. "Mati aku! Aku bisa jadi bahan gosip Ibu-Ibu selama beberapa hari ke depan," pikir Minur. Minur memberikan kembali ponselnya kepada Bu Shinta, lalu Minur berpamitan mau pergi ke warung. Bu Shinta kembali bergosip lagi dengan ibu-ibu yang masih belanja di tukang sayur. *** Gasendra baru saja bangun dan mandi, lalu ia melihat boneka Squidward yang sedang melotot ke arahnya dan ia pun menjadi sangat kesal, karena boneka itu mengingatkannya kepada Minur. Ia mengambil boneka itu dari tempat tidurnya dan langsung meninju wajahnya. "Apa yang kamu lihat?" Gasendra melempar Squidward ke lantai dengan kesal. Gara-gara Minur ia mengalami mimpi buruk dan tidak bisa tidur. Gasendra masih ingat dengan jelas mimpinya semalam. Minur sedang menggigit seluruh tubuhnya dan gadis itu bilang, ia memiliki aroma pecel kesukaannya. Bulu romanya berdiri dan ia menjadi merinding. Setelah berpakaian lengkap ia keluar kamar, lalu melirik sekilas ke arah Squidward yang masih tergeletak di lantai. Tiba-tiba ada wajah Minur muncul dan tertawa keras. Ia cepat-cepat menutup pintu kamar. Orangtuanya telah berada di meja makan untuk sarapan pagi. "Pagi!"sapa ibunya. "Pagi!" Gasendra mengambil dua sandwich dan memakannya dengan cepat, lalu meminum jus jeruknya. "Aku pergi dulu." Gasendra bergegas menuju mobilnya yang telah menunggunya. Setelah sampai di kantornya, hampir semua pegawai yang berada di perusahaannya berbisik-bisik dan membicarakannya. Gasendra berusaha tidak mempedulikan. Setiba di ruangannya, ia langsung disambut oleh sekretarisnya dan memberikan begitu banyak dokumen yang harus ia baca dan ditandatangani. "Selamat ya Pak atas pertunangannya." "Dari mana kamu tahu kalau aku sudah bertunangan?" "Hampir semua orang di kantor sudah tahu. Beritanya sudah tersebar di grup chat ayah Anda." "Grup chat apa?"tanyanya. Luna, sekretarisnya menyerahkan ponselnya kepada Gasendra untuk memperlihatkan grup chat yang dimaksud. Gasendra begitu terkejut saat melihat grup chat pribadi ayahnya yang diberi nama presdir yang tampan dan kece. Matanya membelalak lebar melihat foto-fotonya bersama Minur. "Ayah,"geramnya di dalam hati. Seketika Gasendra menjadi malu. Ia baru mengerti kenapa para pegawai di perusahaan ayahnya tadi berbisik-bisik dan membicarakannya. Ia kembali memberikan ponsel itu kepada Luna. Gasendra merasa kehidupan pribadinya menjadi konsumsi publik. Ia harus bicara dengan ayahnya nanti. "Sekarang kembali ke pekerjaanmu." "Baik Pak." Gasendra duduk di meja kerjanya dan mulai membaca dokumennya yang berada di atas meja. Bayangan wajah Minur yang sedang tertawa kembali hadir di dokumen yang sedang ia baca. Gasendra melempar dokumen itu di atas meja. "Gadis kampung itu sudah membuat hidupku tidak tenang seperti ini." Gasendra menggosok-gosokkan wajahnya, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menghembuskan napas panjang. Saat istirahat jam makan siang, ia menemui ayahnya di ruangannya yang berada satu lantai di atasnya. "Ayah, kenapa menyebarkan foto-fotoku bersama Minur?"tanyanya dengan kesal. "Ah ternyata kamu. Ayo makan siang bersama Ayah. Makanan ini enak sekali." Matthew menyodorkan satu kotak makanan kepada Gasendra. "Ayah belum menjawab pertanyaanku." "Ah ya. Ayah ingin semua orang tahu kalau kamu sudah punya calon istri supaya tidak ada satupun wanita yang berani mendekatimu. Ayah tidak suka, jika kamu dekat-dekat dengan siapa itu namanya. Ayah lupa." "Siapa?" "Itu yang sering jalan-jalan bersama kamu itu." "Perempuan?" "Tentu saja perempuan." Gasendra mengerutkan dahinya nampak bingung siapa yang dimaksud Ayahnya. "Itu yang tubuhnya seperti biola, rambutnya panjang coklat, dan selalu pakai pakaian seksi." Matthew berdiri. "Dan jalannya seperti ini." Matthew berjalan berlenggak-lenggok, lalu mengibaskan rambut panjang yang tidak terlihat. Gasendra menahan tawa melihat Ayahnya dengan mulut penuh makanan. "Namanya Bella." "Ah ya itu Bella. Ayah tidak suka sama dia." "Kenapa?" "Sepertinya dia tidak tulus mencintaimu. Ayah yakin wanita itu hanya mengejar hartamu saja." "Aku dan Bella hanya berteman." Matthew memandang Gasendra tidak percaya. "Benarkah? Aku rasa Bella sudah menjatuhkan targetnya kepadamu untuk dijadikan mangsanya." "Ayah jangan berpikiran buruk. Bella tidak seperti itu. Kami hanya berteman." "Terserah. Pokoknya Ayah tidak suka kamu dekat-dekat dengannya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN