Tangis yurika tak berhenti. Mantan sekretaris Aasfa itu, menumpahkan semua kesedihannya di ruang kerja sang bos, saat jam makan siang. Mengadukan pada atasannya tentang semua yang Kanaya lakukan. “Berhentilah Yurika, tangismu tidak akan membuat Kanaya iba,” tegur Aasfa saat gadis yang senang berpakaian seksi itu tidak kunjung berhenti merengek. Meminta dirinya memberikan teguran pada Kanaya. Apa yang bisa dilakukan Aasfa? Walaupun dirinya masih menjabat sebagai seorang CEO, tetapi dirinya bukan lagi anak pemilik dari perusahaan Golden Company. Siapa pun dapat melihat, saat ini Aasfa adalah seekor singa tanpa taring. Tidak memiliki kekuatan apa pun. “Aku sedih, kak. Perempuan itu sedikit pun tidak memiliki rasa hormat padamu. Padahal dia hanya seorang gadis yang sedikit beruntung.” Yur