TIGA PULUH DUA

1644 Kata

Aku benar-benar tak habis pikir. Bisa-bisanya orang tuaku begitu mempercayai Ray? Bahkan, sekali pun Neta yang berbicara, mama tetap membela Ray dengan alasan bahwa semua yang dilakukan Ray adalah bentuk kepeduliannya padaku. Kalau papa, kata Neta beliau tak banyak berkomentar. Neta shift pagi hari ini, jadi saat aku pulang, dia sudah berada di rumah tentunya. Aku langsung menuju kamarnya setelah masuk ke dalam rumah. "Papa nggak banyak komen pas gue ngomong. Tapi, Mama... tetap aja nggak yakin sama ucapan gue. Bahkan gue sampe debat panjang lebar sama mama dan papa cuma jadi penonton, tahu nggak?" Neta terkekeh. "Mulut emak-emak emang gitu, ya? Nyerocos terus. Baterainya aliken double power kayaknya. Nggak mau ngalah banget." Aku mendesah frustasi. "Nggak usah galau gitu. Coba aja en

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN