*** "Kamu tunggu di mobil aja apa gimana?" tanyaku pada Ervan. Kami tiba lebih dulu di cafe tempat aku janjian dengan Ray. Pukul 15:00 kami sudah keluar dari kantor. Barusan sempat pulang dulu ke rumah Ervan untuk berganti mobil. Takut Ray sudah mengenali mobilnya Ervan. "Aku ikut aja, takutnya nanti dia macam-macam sama kamu." Ervan membuka laci dashboard dan mengeluarkan topi berserta kacamata dari dalam sana. "Nanti aku duduk di belakang kamu persis." Kami berdua masuk dan Ervan duduk di meja bagian pojok dengan posisi membelakangiku. Empat puluh menit kemudian, Ray pun muncul. "Udah dari tadi?" tanyanya sambil mendudukkan diri di kursi yang berada di depanku. "Lumayan." Aku memperhatikan ekspresi Ray. Dia tampak lebih tenang, berbeda dari kemarin. "Sorry, barusan agak macet d