Livya sadar akan sikap yang ditunjukkan Ray padanya sangat berbeda dengan yang dulu. Bukan perhatian dan segalanya layak seorang teman, namun Livya merasakan hal lain. Sudah 3 bulan sejak menetap di Jakarta, Ray sering menemuinya. Entah itu menghampiri Livya ke kantor, ke rumah atau jika sedang berkunjung ke apartemen Ervan dan Anita. Kecurigaan Livya akan tanda-tanda lelaki itu menyimpan rasa padanya semakin bertambah pada saat ulang tahunnya sebulan yang lalu. Ray menghadiahkan sebuah kalung berlian untuknya. Livya tahu, Ray cukup punya banyak uang untuk membeli itu dengan jabatan diduduki lelaki itu di kantor, serta tidak mempunyai beban tanggungan apa pun. Keluarga Ray sendiri, Livya tahu jika mereka dari kalangan berada juga. Tapi, pasalnya hadiah itu terlalu mahal jika diberikan k