Sepuluh

1534 Kata

Hening. Tak ada satu pun yang bersuara. Livya sibuk dengan ponsel di tangannya. Sedangkan Ray? Lelaki itu juga sibuk—dengan pemikiran sendiri, sembari memperhatikan Livya tanpa berkedip. Hingga kemudian, Ray lah yang bersuara terlebih dahulu. "Apa kabar, Vy?" tanya lelaki itu. Livya terkekeh sinis. "Lo udah nanya kabar gue kan, tadi? Belum lama padahal. Udah mulai pikun, huh?" ujar Livya tanpa mengalihkan tatapan dari ponsel di tangannya. Ray tertawa kecil menanggapi jawaban sinis yang dilontarkan Livya. "Tadi jawabnya singkat banget. Maksud gue, udah lama nggak ketemu, masa gitu aja jawabnya?" Livya sontak menoleh. "Terus gue mesti jawab apa menurut lo?" "Apa aja gitu, nggak yang singkat aja." Livya mendengkus. Dia kembali beralih pada ponselnya. Malas meladeni Ray. "Gue perhatiin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN