"Sial!" Jevais mengumpat kesal. "Ada apa Jev?" Chena yang sedang asyik merokok terheran-heran karena Jevais keluar dari rumah mantan istrinya dengan raut wajah kusut. "Sakala sialan itu benar-benar menguji kesabaranku," ucap Jevais sambil melemparkan dirinya ke kursi mobil, Chena menyusul duduk di sebelahnya kemudian. "Memangnya ada apa?" "Dia setiap hari mendatangi Frey dengan alasan memberikan Frey dukungan atau simpati atau apalah itu. Aku yakin itu hanya akal liciknya saja. Jelas-jelas dia menaruh hati pada Frey. Beralasan bahwa mereka teman lama, dia bahkan mengaku mencintai Frey dan terus menerus mencoba menyindirku. Aku juga yakin dia membujuk anak-anak untuk membenciku. Taktiknya benar-benar licik." Chena menatap Jevais yang nampak sangat marah. "Sebentar, jadi apa masala