"Menikah?" ulang Jevais.
"Iya. Kamu tidak mau?" Kiyoko bertanya was-was.
"Tidak, bukan begitu. Aku hanya terkejut karena mendadak kamu ingin menikah. Aku kira, kita sudah sepakat untuk menunda pernikahan sampai kamu sehat atau setelah melahirkan."
"Aku ingin kita segera menikah. Tidak perlu pesta atau apapun, bahkan jika kita hanya menuliskan nama kita di catatan sipil itu sudah cukup. Yang penting, kita sudah sah sebagai suami istri dan juga, anak kita bisa memakai namamu di akte lahirnya. Aku tidak ingin anak kita hanya dianggap memiliki ibu dan tidak memiliki ayah."
Jevais menghela napas. "Kita bisa melakukannya nanti, Kyo. Aku harus memulai syuting film baru hingga tiga bulan ke depan, kamu juga harus menjaga kesehatan kamu, sampai melahirkan. Aku rasa, kita tidak punya cukup w
