Bab 18 - Antara Sakti dan Barra

1198 Kata

Malam sudah sangat larut ketika Sakti tiba di rumahnya. Sambil menenteng jas berwarna cokelat, Sakti melangkah cepat menuju pintu rumah dan membukanya. Beberapa lampu di ruangan utama sudah dimatikan, pertanda orang tuanya juga sudah tidur. Sakti bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Badannya lelah setelah seharian bolak-balik mengurus izin pembangunan gedung apartemen barunya dan berendam di air hangat adalah pilihan terbaik Sakti. “Dari mana lo?” Pertanyaan itu mengejutkan Sakti di puncak tangga. Laki-laki itu menoleh dan mendapati seseorang menghampirinya. Meski lampu di lorong tersebut sudah dimatikan, tapi Sakti tahu siapa pemilik suara tersebut. Itu Ardhana Rahadi, adiknya. “Nyari Sasmita,” jawab Sakti. “Ngapain nyari dia? Nggak capek ngejar-ngejar dia terus? Gue kalau jadi l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN