Bab 47 - Pantai dan Kenangannya

1885 Kata

Tentang ajakannya pada Sasmita semalam, Sakti sama sekali tidak bohong. Pagi-pagi sekali, laki-laki itu sudah bangun dan langsung menyiapkan sarapan untuknya dan sang istri. Bahkan, Mbok Nah yang saat itu baru tiba di dapur pun sampai dibuat kaget karena keberadaan majikan laki-lakinya jam lima pagi di dapur. “Loh, Mas Sakti. Aduh maaf ya, Mas. Mbok pasti kesiangan bangunnya. Sini Mas biar Simbok saja yang lanjutin masaknya. Mas Sakti duduk saja,” ujar Mbok Nah berusaha mengambil alih alat masak yang dipegang Sakti. Wanita paruh baya itu merasa bersalah karena melihat majikannya sudah lebih dulu berada di dapur, ditambah lagi laki-laki itu sedang memasak pula. Namun, Sakti justru menjauhkan sutil tersebut dan malah ganti menyuruh Mbok Nah duduk. Laki-laki itu tetap berada di posisinya di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN