Arjuna sudah sampai di tempat berkumpul nya mahasiswa baru Manajemen Bisnis. Saat ini mereka sedang mengobrol sembari menulis nomor w******p, Line, dan kontak lainnya untuk nanti akan di buatkan grup untuk mereka semua itu.
Arjuna pun kemudian bertanya kepada Calya bagaimana keadaan saat ini.
"Gimana Cal? Aman?" tanya Arjuna kepada Calya tersebut saat ini.
"Aman kok Jun. Itu masih pada ngobrol sama nulis nomor" ujar Calya.
"Bayu udah balik?" tanya Arjuna lagi kepada Calya tersebut.
"Belum sih Jun, mungkin sebentar lagi" ujar Calya menjawab Arjuna tersebut.
"Oke" jawab Arjuna yang sehabis itu langsung mengibrol dengan yang lainnya.
Sementara itu, Abi dan Anjani sudah mulai membaik meskipun Anjani masih sedikit ketakutan namun Anjani sudah tidak menangis lagi seperti yang tadi itu.
"Udah bisa balik lagi ke tempat kumpul? Soalnya bentar lagi mau ada pengumuman. Tapi kalo Anjani mau di sini ga papa. Nanti kan bisa dapet informasi dari yang lainnya kok. Kalian tenang aja ya guys ga papa kalo belum kuat" ujar Bayu.
"Ga papa kak, gua ikut aja. Udah sedikit membaik kok Kak Bayu" ujar Anjani.
"Kamu yakin? Beneran udah ga papa nih Jan?" ttanya Bayu tersebut.
"Iya kok kak yakin banget kok ga papa kak Bayu hehehe" ujar Anjani.
"Oke deh kalo gitu ayo kita balik lagi kesana ya, udah pada kumpul" ujar Bayu.
Mereka pun kembali berjalan. Tanpa sadar, tangan Anjani masih memegang tangan Abi. Bahkan sampai di tempat acara yang sudah banyak mahasiswa baru jurusan Manajemen Bisnis, Anjani masih tidak sadar jika ia memegang tangan Arjuna. Saat ini Arjuna masih mengobrol dengan beberapa temannya sampai pada akhirnya handphone yang berada di saku almamater nya tiba-tiba bergetar. Arjuna pun membuka handphone milik Anjani tersebut. Ternyata ada sebuah pesan dari Ishana, yang Arjuna tahu merupakan sepupu dari Anjani yang kemarin hampir saja menjadi calon istri dari Arjuna. Ia pun membuka chat dari Anjani tersebut saat ini.
From: Ishana
•Jani, I'm so sorry gua ga bisa nungguin lo. Gua mau pergi sama Dana. Ntar lo kalo udah balik call me ya. Biar gua jemput nanti.
•Thank you baby. Muachhh. Gua bakalan balik pas lo call nanti ya baby Anjani.
Jadi Anjani berangkat sama Ishana hari ini itu. Batin Arjuna.
Arjuna pun akan pergi ke ruang kesehatan untuk memberi tahu kepada Anjani mengenai hal tersebut pada saat ini. Namun suara Abe membuat Arjuna berhenti.
"Jun, mau kemana lo? Acara udah mau di mulai ini Jun jangan pergi" ujar Abe.
"Ke ruang kesehatan bentar kok ga bakalan lama kok gua. Gua mau jenguk mahasiswa tadi yang hampir kena musibah dari baliho yang jatuh tadi" ujar Arjuna.
"Mau ngapain? Itu mereka udah balik kesini kok Jun" ujar Abe sembari menunjuk Anjani, Abi, dan Bayu yang sedang berdiri di dekat tempat lesehan mereka.
Ya saat ini memang mereka melakukan beberapa pemberitahuan di tempat non ruangan, dan mereka duduk lesehan. Arjuna pun masih melihat Anjani yang saat ini tangannya masih bertengger di tangan Abi. Ia masih terlihat saling mengenggam.
Ck. Curi-curi kesempatan ish dasar sok sokan pahlawan banget. Batin Arjuna.
"Jani sini" ujar Indi sembari mengajak Anjani untuk duduk di sampingnya.
Anjani pun langsung mencopot flatshoes nya dan mendekati Indi. Abi pun juga duduk tak jauh dari mereka berdua karena memang Faris dan Yudhi juga duduk di antara Indi. Jadi mereka terlihat berkumpul di satu tempat pada saat ini.
"Lo udah baikan Jan? Astaga sumpah gua beneran khawatir banget" tanya Indi.
"Iya Di" ujar Anjani menjawab Indi dengan singkat karena masih merasa lemas.
"Untung ada Abi. Gua ga tau gimana nasib lo tadi tanpa Abi" ujar Indi.
"Iya Indi, kalo ga ada Abi mungkin gua udah ga di sini. Mungkin dah di rumah sakit atau kuburan Dan tadi itu first time and last time we meet maybe" ujar Anjani.
"Oh iya Jan, lo sama Abi belum nulis nomor buat di grup kan? Bentar kayaknya tadi lembarnya ada di sini deh. Nah ini dia buat kalian berdua ya" ujar Indi.
Indi pun memberikan lembar nomor mahasiswa baru tersebut kepada Anjani. Namun karena Anjani masih sedikit gemetaran, ia pun tidak bisa menulis dengan baik. Dan tiba-tiba, dari sampingnya ada yang mengambil bolpen dan kertas tersebut sewaktu Anjani sedang menulis nama depannya. Dia adalah Abi.
Abi pun menuliskan nama panjang Anjani yang membuat Anjani kebingungan.
"Gimana bisa?" tanya nya dengan Faris karena setau Anjani tadi Abi tidak mendengarkan ia memperkenalkan diri. Ia sungguh sangat bingung sekali saat ini.
"Ingatannya emang baik banget" ujar Faris yang membuat Anjani mengerti.
"Berapa?" tanya Abi setelah menuliskan nama panjangnya Anjani.
"Hah? Maksudnya?" tanya Anjani kebingungan pada saat ini tersebut.
"Nomor handphone lo berapa? Disini ada disuruh nulis nomor hp" tanya Abi.
"Oh iya. 09154789***" jawab Anjani dan Abi pun menuliskan nomor tersebut.
"Udah" ujar Abi.
"Thanks again Abi" ujar Anjani yang mendapatkan anggukan dari Abi.
Percakapan Abi dan Anjani itu membuat Indi, Faris, dan Yudhi terbengong. Karena biasanya Abi tidak berperilaku seperti ini dengan orang lain. Abi yang biasanya tidak akan perduli dengan orang lain, mau orang lain itu akan mati sekalipun ia tidak akan perduli. tapi tadi waktu Abi menyelamatkan Anjani dan sekarang waktu Abi menolong Anjani membuat mereka sedikit terkejut.
Setelah itu pun acara di mulai. Mereka pun saat ini melihat ke depan.
"Oke guys. Selamat datang di kumpul pertama untuk mahasiswa jurusan Manajemen dan Bisnis" ujar Gio yang saat ini sebagai pembawa acara.
"Bener banget nih Kak Gio. Akhirnya kita bisa memulai ya. Oh iya untuk Anjani dan Abi yang tadi hampir kena baliho yang roboh cepet sembuh yaa. Semangat" ujar Rika. Anjani dan Abi pun saat ini hanya tersenyum, lebih tepatnya hanya Anjani saja.
"Oh iya untuk menyingkat waktu kita langsung ke inti acaranya aja gimana Kak Rika?" ujar Gio. Dan saat ini mereka pun masih mendengarkan suara kakak tingkat.
"Bener banget nih kak Gio. Jadi nanti kalian akan mendapat pemberitahuan mengenai langkah-langkah yang akan kalian tempuh setelah ini" ujar Rika.
"Iya nih Kak Rika, jadi nanti kakak ketua Hima kita nih bakalan ngasih pengumuman buat kalian. Setelah itu ada acara lagi, jadi setelah acara pengumuman ada acara apa kak Rika? Kita ga sabar nih buat dengerin selanjutnya" ujar Gio.
"Nah jadi setelah ini akan ada acara Q & A secara personal sama kakak kakak Manajemen Bisnis. Jadi nanti kalian bisa tanyain informasi seputar kuliah ya sama mereka semua kalian bisa tanya apapun ya guys heheheh" ujar Rika.
"Bener banget tuh Kak Rika. Nah sekarang tanpa berlama-lama lagi kita langsung panggilkan aja ketua HIMA jurusan Manajemen Bisnis, Kak Arjuna" ujar Gio.
Mendengar nama Arjuna membuat Anjani langsung menengok ke depan. Karena akhir-akhir ini Anjani sedikit sensitif mendengar nama Arjuna saat ini.
Jangan sampai dia, jangan sampai. Tolong gua ga mau. Please jangan dia. Bisa gila gua kalo bener-bener dia yang ada di depan nanti. Batin Anjani sembari berdoa.
Namun doa Anjani tidak terkabul. Di depan sana baru saja hadir seseorang yang tidak ingin Anjani lihat dan kenal seumur hidupnya. Orang itu adalah...
"Oke hallo semua nama gua Arjuna Manendra, Ketua HIMA di jurusan Manajemen dan Bisnis. Di sini gua akan menyampaikan beberapa pengumuman penting yang harus kalian tahu" ujar Arjuna kepada mereka semua pada saat ini.
Anjani pun langsung lemas dan ingin pindah jurusan saja, atau kalo bisa dia ingin pindah universitas. Tidak apa-apa jika Opa nya memindahkan dia ke universitas di kotanya atau malah ke luar negeri yang penting di sana tidak ada Arjuna. Dan kalau dia pindah universitas nanti pasti perjodohan konyol itu juga akan berhenti dan tidak di lanjutkan. Ia sudah sangat pusing sekali pada saat ini karena adanya Arjuna yang ada di depan dan ternyata Arjuna itu adalah ketua HIMA di jurusannya itu.
Anjani sudah tidak mendengarkan apa yang di bicarakan oleh Arjuna di depan.
Sampai akhirnya Arjuna mengucapkan salam dan terimakasih. Namun sebelum itu juga Arjuna menyampaikan satu pengumuman penting lagilagi bagi mereka.
"Oh iya gua hampir lupa. Kalian semua udah nulis nomor WA kalian kan ke kertas yang tadi di bagiin sama panitia? Nomor WA dan kontak lainnya itu bakalan di gunain buat nanti share pengumuman. Jadi nanti kalian akan di jadikan di satu grup bersama beberapa panitia untuk saling share tentang pengumuman tentang apapaun acara atau kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya setelah ini. Biar komunikasinya juga lancar untuk nantinya. Kalo gitu sekian dari gua" ujar Arjuna.
Sebelum turun, Arjuna sempat melirik ke arah Anjani yang kebetulan juga sudah melirik nya. Anjani merasa aneh karena Arjuna sama sekali tidak terkejut ketika mendapati Anjani di salah satu mahasiswa baru jurusan Manajemen dan Bisnis. Ia seperti sudah tidak kaget saat ia melihat Anjani ada disana. Atau jangan-jangan...
Jangan-jangan dia udah tau kalo gua ini masuk ke jurusan Manajemen Bisnis? Ck. Apa sih mau lo Arjuna. Ga cukup apa. Lo udah hancurin hidup gua. Batin Anjani.
"Nah itu tadi ya temen-temen pengumuman dari Kak Arjuna. Nah sekarang nih saatnya buat Q & A antar kakak tingkat sama mahasiswa baru. Kalian boleh ya milih mau sama siapa Q & A nya. Tapi harus urut ga boleh rebutan yaa" ujar Rika.
"Oke Q & A di buka sekarang jugaaa ya guys, kalian bisa tanya-tanya" ujar Gio.
Mereka pun berhamburan pergi ke kakak tingkat yang ingin mereka tanyain tentang perkuliahan namun mereka juga ingin mengobrol dengan kakak tingkat tersebut. Ya sekali mendayung dia tiga pulau terlampaui erlampaui bisa lah mereka.
Saat ini mereka pun langsung saja pergi ke arah kakak tingkat mereka yang ingin mereka tanyain dengan sangat semangat sekali. Namun ada beberapa orang yang belum pergi ke kakak tingkay mereka semua dan masih berkumpul bersama di suatu tempat dan saling mengobrol. Termasuk juga dengan Anjani yang masih ada disana bersama dengan Abi yang masih setia bersama dengan dirinya tersebut.