Karena banyaknya pekerjaan di kantor serta mengalami penolakan Imelda suatu malam, Edwin memilih lembur dan menginap di kantornya. Apalagi kantornya sudah rapi dan bersih, sehingga nyaman untuk diinapi. Keesokan paginya, Edwin bangun dan merasa tubuhnya sangat segar. Dia melirik ke arloji di tangannya, jam menunjukkan pukul enam pagi. Edwin beranjak ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian kerjanya yang biasa dia simpan di lemari baju di kantornya. Edwin berencana akan pulang ke rumah dua jam lagi, menunggu suasana hatinya kembali pulih. Setelah sarapan sandwich tuna yang sudah dia persiapkan semalam, Edwin berdiri di depan jendela kantornya yang lebar terbuka, memandang kesibukan kota Jakarta di pagi hari. Edwin menghela napas panjang, memikirkan kehidupannya selama