Edwin menghempaskan napas kesal, sikap keras Imelda membuatnya geram, dalam hati dia ingin berbahagia dengan perempuan muda yang telah berhasil memikat hatinya. Dia ingin bebas dari bayang-bayang Imelda. Namun, dia tidak mau mengungkapkannya sekarang, tahu Imelda yang pasti akan memburu siapa saja yang mendekatinya. Edwin sepertinya baru menyadari sikap istrinya yang sangat posesif, bertindak semaunya dan ingin menang sendiri. Edwin menolak Imelda dengan lembut, dan berkata, “Aku bukan suamimu.” Semakin Imelda merengek dan memaksa, semakin kuat pula tekad Edwin ingin berpisah darinya. Imelda hanya mampu menangis terisak malam itu. Suasana hatinya rapuh saat Edwin memintanya untuk ke luar dari kamarnya. Imelda kembali ke kamarnya, duduk di tepi tempat tidur, sambil mengamati layar ponse