BAB 5

1150 Kata
THOMAS POV Hari ini aku sengaja berangkat ke kantor lebih awal karena ingin bertemu dengan Aisha. Sesampainya di kantor, aku tidak melihat Aisha datang. Kemudian aku langsung menghubungi tapi tidak aktif. Aku langsung meninggalkan kantor dan mendatangi rumahnya Sesampai dirumah, aku disambut Aaron " Thomas! Ada apa kemari?" " Maaf Mr.Wiggins, saya kesini hanya ingin menjenguk Mrs.Wiggins" " Istriku sekarang sedang istirahat" " Kalau begitu sampaikan salam saya kepada Mrs.Wiggins. Semoga beliau cepat membaik" Tiba - tiba Aisha menghampiriku " Sayang! Kenapa kau keluar dari kamar?" " Aku tidak tahan berada terlalu lama dikamar" Tiba - tiba Aaron mengangkat telfonnya dan meninggalkan kami berdua " Kenapa kau kesini?" " Aku ingin menjengukmu!" " Kau tidak perlu repot kesini" " Aku ingin kau memeriksakan keadaanmu ke dokter" " Aku baik - baik saja! Kau jangan mengkhawatirkanku"  Tiba - tiba Aaron menghampiri Aisha " Maaf sayang! Aku harus berangkat ke kantor karena ada urusan yang harus ku kerjakan" " Baiklah!" Kemudian Aaron meninggalkan kami berdua. Aku langsung menarik tangan Aisha dan membawanya masuk ke dalam mobilku. " Kemana kau akan membawaku?" " Aku akan membawamu ke dokter" " Aku tidak mau! Turunkan aku dari mobilmu!" " Tolong Aisha! Turuti aku! Sekali ini saja!" Aku terpaksa membentaknya hingga membuatnya menangis dan aku memberhentikan mobilku di pinggir jalan. Kemudian aku memeluk Aisha tetapi ia melepas pelukanku " Aku rasa sampai disini saja hubungan kita!"  Kemudian ia keluar dari mobil dan berlari meninggalkanku. aku langsung mengejarnya. Tiba - tiba di tengah jalan ada mobil yang menabrakku sehingga membuatku tak sadarkan diri *** AISHA POV Aku langsung membalikkan badan dan terkejut melihat Thomas yang terkapar tak sadarkan diri karena di tabrak mobil. Aku langsung membawanya ke rumah sakit. Rasanya aku sangat bersalah dengan kecelakaan yang menimpa Thomas Setelah menunggu beberapa jam, dokter memberitahukan jika Thomas membutuhkan sumbangan darah karena ia banyak kehabisan darah. Dan aku menyumbangkan darahku karena golongan darahku cocok dengan golongan darah Thomas. Setelah melanjutkan operasi, dokter memberitahukan jika operasi berjalan lancar. Aku sangat bersyukur  karena Tuhan menyelamatkan Thomas. Kemudian aku menjenguknya dan melihatnya yang baru siuman. " Aisha! Apa yang terjadi padaku?" " Kau kecelakaan karena tertabrak mobil! Maafkan aku membuatmu celaka!" " Aku tidak menyalahkanmu!" Thomas meraih tanganku dan mencium punggung tanganku Tiba - tiba smartphoneku berbunyi dan aku langsung mengangkatnya " Kau dimana saja?" " Maaf aku sedang ada urusan" " Apa kau baik - baik saja?" " Tentu saja! Jangan khawatirkan aku!"  Kemudian aku memutus telfonnya dan kembali duduk di samping ranjang Thomas " Sebaiknya kau pulang! Aaron pasti mengkhawatirkanmu!" " Apa kau tidak apa - apa aku tinggal sendirian?" " Tidak apa - apa! Sebentar lagi ibuku akan datang"  Sebelum pergi, aku menciumnya dan beranjak keluar dari kamarnya. Tiba - tiba aku melihat ayah mertuaku dengan seorang wanita yang seusia dengan ibu mertuaku. Aku bersembunyi di sudut gang dan mereka berjalan menuju kamar Thomas. Aku bingung sebenarnya apa hubungannya ayah mertuaku dengan Thomas? Aku langsung meninggalkan rumah sakit dan mencari taksi untuk mengantarku pulang ke rumah *** THOMAS POV Aku sangat terkejut dengan kedatangan ibu yang ditemani ayah. Aku bersyukur sepertinya mereka sudah akur seperti dulu " Thomas! Bagaimana keadaanmu?" " Aku baik - baik saja!" " Ayah bersyukur kau baik - baik saja!" " Mengapa ayah kesini?" " Aku ingin menjengukmu!" " Aku pikir kau tidak peduli dengan keadaanku!" " Tentu saja ayahmu peduli!"  Aku tahu dari dulu ibu selalu membela ayah karena ibu sangat mencintai ayah " Lebih baik ayah pergi dari sini!" " Kau jangan mengusir ayahmu sendiri! Dia sangat mengkhawatirkanmu" " Tidak apa - apa! Aku akan pergi!" Kemudian ayah meninggalkan kami dan aku merasa bersalah mengusir ayah ku sendiri *** AISHA POV Hari ini aku memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dan aku sangat terkejut saat dokter menyatakan aku hamil dan umur kandunganku memasuki dua minggu. Rasanya aku tidak sanggup menanggung dosa ini sendiri. Andaikan dulu aku tidak bertemu dengan Thomas, aku tidak akan mengkhianati suamiku sendiri. Tiba - tiba smartphone ku berbunyi dan aku melihat Thomas yang menghubungiku. Aku langsung mematikan telfonnya karena aku tidak sanggup mendengar suaranya. Setelah dari rumah sakit, aku langsung menuju kantor. Saat aku ingin memasuki ruangan, Thomas menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam ruangannya " Kenapa kau mematikan telfonku?" Aku tak sanggup menjawab pertanyaan dan aku meneteskan air mata sehingga Thomas memelukku " Ada apa sayang? Kenapa kau menangis? Ceritakan padaku!" Aku tidak sanggup menceritakan yang sebenarnya kalau aku mengandung anaknya " Aku tidak apa - apa!" " Kau yakin?" " Iya!"  Tiba - tiba aku mual dan langsung berlari ke toilet untuk memuntahkannya. Sedangkan Thomas menungguku didepan toilet " Sebaiknya kau pulang saja! Biar aku yang mengantarmu ke rumah" " Tidak usah! Aku masih kuat berada di kantor" "Aisha! Tolong kau turuti aku! Aku tidak ingin kau sakit"  Akhirnya aku mengangguk dan Thomas mengambil kunci mobilku dan membawaku ke mobil. Kemudian ia mengantarku pulang ke rumah " Jaga kesehatanmu! Jika kau butuh sesuatu, hubungi aku!" " Baiklah!" Tiba - tiba kepalaku terasa pusing dan aku pingsan seketika *** THOMAS POV Aku sangat terkejut melihat Aisha yang pingsan dan aku segera membawanya ke kamarnya. Saat aku merebahkannya diranjang, tiba - tiba ada sebuah amplop yang terjatuh dari tasnya. Aku penasaran dengan isi amplop itu dan kemudian aku membaca isinya. Ternyata kecurigaanku terbukti kalau Aisha hamil dan usia kandungannya memasuki dua minggu. Rasanya aku bahagia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Tiba - tiba Aisha terbangun dan aku langsung memasukkan amplop itu ke dalam tasnya " Thomas! Kenapa kau disini? Apa yang terjadi?" " Kau tadi pingsan dan aku langsung membawamu ke kamar" " Sebaiknya kau pulang!" " Kenapa kau tidak bilang kalau kau hamil?"  Aisha hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku. Aku mendekatinya dan mengelus perutnya yang masih rata tetapi ia menepis tanganku " Jangan kau sentuh aku!" " Aisha!" " Lebih baik kau pergi dari sini!" " Baiklah aku pergi! Tetapi besok aku akan kembali!" " Kau tidak perlu kembali! Aku ingin sendiri!" Aku hanya bisa diam dan meninggalkannya seorang diri di dalam kamarnya. Kemudian aku memanggil taksi dan kembali ke kantor. Setibanya di kantor, aku bertemu ayah bersama dengan istrinya. Aku langsung menghindari mereka tetapi ayah menarik tanganku " Kita bicara sebentar!"  Akhirnya aku pasrah dibawa ayah masuk ke ruangannya dan istrinya menunggu diluar ruangan " Apa yang ingin ayah bicarakan?" " Tolong jauhi Aisha!" " Aku tidak akan menjauhinya!" " Apa kau tega merebut istri kakakmu sendiri?" " Aaron bukan kakakku!" Aku tidak terima jika ayah lebih membela Aaron daripada aku " Aku tidak ingin pernikahan Aaron hancur karena keegoisanmu!" " Oh! Jadi ayah lebih membela Aaron daripada aku?!" " Sadarlah Thomas! Aisha istri kakakmu! Apa kau tidak kasihan dengan Ralph yang masih kecil? Dia masih membutuhkan sosok ibu dan ayahnya!"  Memang benar apa yang dikatakan ayah tapi semuanya sudah terlambat " Maaf ayah! Aku tidak bisa meninggalkan Aisha!" " Thomas! Aku mohon jauhi Aisha! Aku berjanji akan mencarikan wanita yang cocok untuk menjadi pendampingmu!" " Aku tidak mau!" " Mengapa kau begitu keras kepala?!" " Aku tidak bisa meninggalkannya karena dia mengandung anakku!" Tiba - tiba ayah memegang dadanya dan pingsan seketika. Aku langsung berteriak meminta bantuan untuk membawa ayah ke rumah sakit
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN