Perasaan Curiga Rendra

1100 Kata
Derren mendekap tubuh sang istri dengan hangat dan penuh rasa sayang setelah sepasang suami istri itu memutuskan untuk berdamai dengan semua keadaan saat ini. Derren mengecup puncak kepala wanita cantik itu dengan dalam dan penuh rasa sayang untuk menunjukan semua rasa sayang yang ada di dalam hatinya. Ya. Derren tidak dapat memungkiri jika perasaan dirinya kepada Diandra telah berubah saat ini. Perasaan cinta itu perlahan mulai hadir di dalam hati Derren. Apalagi jika melihat semua sikap Diandra yang benar-benar membuat dirinya merasa penasaran kepada istrinya. “Terima kasih iya sayang. Terima kasih karena kamu telah bersedia untuk menerima mas sebagai suami kamu. Terima kasih karena kamu telah menerima pernikahan ini. Mas benar-benar merasa bahagia dengan kabar baik hari ini. Mas minta maaf jika pernah menyakiti hati kamu dan bersikap kasar kepada kamu selama ini,” ucap Derren dengan nada jujur dan apa adanya setelah mengurai dekapan di antara dirinya dan istrinya. “Iya mas. Mas tidak perlu minta maaf kepada Diandra. Mas tidak memiliki salah apa pun itu kepada Diandra. Tapi Diandra yang memiliki banyak salah dan dosa sama mas. Diandra bahkan menjadi istri yang durhaka sejak hari pertama kita menikah. Diandra minta maaf kepada mas untuk semua kesalahan yang telah Diandra lakukan selama ini. Terima kasih karena mas telah sabar dalam menghadapi sikap dan tingkah laku Diandra yang sangat menyebalkan mas,” balas Diandra dengan nada jujur dan apa adanya. “Iya sayang. Mas juga sudah memberikan kata maaf itu kepada kamu. Mas tidak masalah dengan semua sikap kamu dulu. Mas dapat mengerti dengan semua hal itu. Sikap kamu itu masih dalam batas wajar sayang. Tidak berlebihan sayang,” sambung Derren dengan nada lembut. “Iya mas. Terima kasih iya mas,” balas Diandra sembari mengulas senyuman manis nan hangat ke arah suaminya. “Iya sayang,” tukas Derren. Derren mendekap tubuh sang istri kembali dengan erat dan penuh rasa sayang. Derren juga menghujami wanita cantik itu dengan kecupan demi kecupan hangat di kening dan puncak kepala sang istrinya itu. Derren benar-benar merasa sangat bahagia dengan semua hal itu. Semua hal yang sempat dirasa mustahil bagi Derren kini terjadi di dalam hidupnya. Damai dengan istrinya dan menjalani kehidupan rumah tangga normal seperti orang lain di luar sana merupakan mimpi Derren yang terwujud menjadi kenyataan saat ini. *** Derren menautkan kedua alis saat melihat sang istri yang masih mengenakan baju tidur dengan rambut diikat ke atas pagi hari ini. Tatapan penuh tanda tanya diberikan oleh Derren ke arah istrinya karena masih tanpa santai dan belum rapi sama sekali seperti biasanya. “Kenapa kamu belum rapi sayang? Apa kamu tidak berangkat kerja hari ini?” tanya Derren dengan penuh rasa penasaran. Diandra menggelengkan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh sang suaminya. “Iya mas. Diandra malas berangkat kerja mas hari ini. Diandra ingin ikut ke kantor. Apa boleh mas?” jawab Diandra tidak lupa melontarkan pertanyaan kepada istrinya. Senyuman manis nan hangat terukir di wajah tampan Derren setelah mendengar apa yang diucapkan oleh wanita cantik itu. “Iya sayang. Kamu boleh ikut mas pergi ke kantor. Mas merasa senang dan bahagia kerja di temani oleh istri dan calon anak hari ini. Mas akan meminta ijin ke tempat kerja kamu nanti,” sambung Derren dengan penuh rasa bahagia. “Yeayyyy.” Diandra bersorak sorai seperti anak kecil saat mendengar suaminya memberikan ijin kepada dirinya untuk ikut ke kantor. Derren menggeleng-gelenglan kepala saat melihat sikap dan tingkah sang istri yang tampak lucu bagi laki-laki tampan itu. “Kamu bersiap terlebih dahulu sayang. Mas akan menunggu kamu di sini,” ucap Derren. “Iya mas. Diandra mau mandi dulu. Mas tungguin Diandra. Mas tidak boleh pergi meninggalkan Diandra ke kantor dulu. Diandra akan marah besar kepada mas kalau di tinggal hari ini,” balas Diandra. “Iya sayang,” tukas Derren. Diandra melangkahkan kaki pergi meninggalkan sang suami menuju ke arah kamar mandi dengan penuh perasaan bahagia pagi hari ini. Sedangkan, Derren menatap ke arah istrinya dengan tatapan dengan tatapan lekat hingga bayangan wanita cantik itu menghilang dari pandangannya saat ini. *** Derren mengulas senyuman manis nan hangat saat melihat sang istri yang sedang duduk sembari bermain ponsel di tangannya saat ini. Ya. Derren benar-benar merasa bahagia karena bekerja ditemani oleh sang istri hari ini. Perasaan bahagia Derren tidak dapat diungkapkan dengan kata apa pun itu. Rendra yang baru masuk ke dalam ruang kerja pribadi sahabat baiknya itu menautkan kedua alis saat melihat adik kandungnya sedang berada di dalam ruangan dengan ukuran luas saat ini. “Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu nggak kerja Di?” tanya Rendra dengan penuh rasa penasaran setelah duduk di samping adiknya. Diandra yang sedang fokus dengan ponsel milik dirinya itu lantas mengalihkan perhatian ke arah sumber suara di mana tampak sang kakaknya itu telah duduk di samping dirinya. “Kakak ngapain ke sini?” tanya Diandra balik tanpa menjawab apa yang diucapkan oleh kakaknya. Rendra terkekeh saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang adiknya itu. “Kamu itu kebiasaan sih. Kak Rendra kan memang biasa datang ke sini. Kak Rendra kan ada kerja sama dengan suami kamu ini,” jawab Rendra dengan nada dan sikap santainya. Diandra mengangguk-anggukan kepala menanggapi jawaban yang diberikan oleh sang kakaknya itu. Diandra yang sempat merasa terkejut dengan ucapan sang kakaknya itu dapat menenangkan diri dari rasa terkejutnya. “Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu nggak kerja Di?” Rendra mengulangi pertanyaan yang belum dijawab oleh adiknya. “Iya kak Rendra. Diandra lagi malas berangkat kerja kak. Dede lagi ingin ikut papanya ke kantor. Jadi Diandra nggak masuk kerja karena tidak ingin calon anak kita ileran nanti,” jawab Diandra dengan alibinya. “Kamu itu bisa saja alasannya iya Di. Itu kan bukan keinginan calon buah hati kalian berdua. Tapi itu keinginan kamu kan? Kamu lagi malas kerja kan Di?” sambung Rendra sembari melontarkan pertanyaan kembali kepada istrinya. “Kalau kak Rendra tahu kenapa harus nanya ke Diandra?” tanya Diandra lagi. Rendra tergelak kencang saat mendengar apa yang ditanyakan oleh sang adiknya itu. Rendra seketika menghentikan gelak tawanya saat benaknya terlintas sesuatu tentang Derren dan Diandra saat ini. “Kenapa kamu bisa ikut Derren ke kantor? Apa kamu dan Derren sudah rukun?” tanya Rendra dengan penuh rasa penasaran. Diandra diam seribu bahasa dengan apa yang ditanyakan oleh sang kakaknya itu. Diandra mengalihkan perhatian ke arah suaminya yang sedang menatap ke arah dirinya dengan tatapan penuh tanda tanya. Derren yang dapat mengerti dengan arti tatapan sang istri lantas menganggukan kepala yang menandakan jika dirinya memberikan ijin kepada istrinya untuk memberi tahu kepada kakak ipar sekaligus sahabat baiknya itu tentang hubungan du antara mereka berdua saat ini. "Bagaimana menurut kakak?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN