Arletha sedang berjalan menuju ruang kerja Andra dengan membawa kopi dari kafe milik Freya. Wajahnya nampak lelah karena mendapat tugas pagi. Bahkan sudah beberapa kali menguap sepanjang jalan akibat kantuk menyerang. Kopi pun seakan tidak mampu memberi pertolongan. Hanya tidur pulas yang bisa membuat Arletha menjadi lebih baik. Saat sampai di depan ruangan sang ayah, tidak ada sekretaris yang berjaga. Alhasil, Arletha langsung masuk begitu mengetuk pintu beberapa kali. Untungnya tidak ada tamu yang sedang berada di dalam ruang kerja Andra. “Pagi Papi,” sapa Arletha. Andra tersenyum menyambut keadatangan putrinya. “Pagi Sayang.” “Kopi buat Papi.” Arletha meletakkan cup berisi kopi hitam favorit sang ayah. “Siapa tahu Papi belum ngopi.” “Terima kasih, Sayang. Papi memang nggak sempat n