Sudah tengah hari keduanya tidak keluar dari kamar sama sekali hanya untuk menghabiskan waktu berdua dengan kegiatan panas yang baru saja selesai beberapa wkatu lalu, Linda membelakangi Nelvan karena malu menatap wajah lelaki itu. Bisa-bisanya ia begitu mudahnya tergoda untuk di sentuh oleh Nelvan, lelaki itu tidak memaksanya bahkan Nelvan meminta ijin yang artinya memberikan kesempatan untuk Linda menolak, tapi Linda justru dengan mudahnya menerima tawaran Nelvan. “Aghh..!” “Kenapa membelakangiku? Bukankah aku pemain yang hebat?” Nelvan tanpa permisi memainkan milik Linda, meremasnya dari belakang dengan satu tangan bebas. Linda menggigit bibir bawahnya ketika jari nakal Nelvan menarik ujung dari sebuah benda yang sangat sentif sehingga menimbulkan rasa ngilu yang membuat ingin lagi.