“Maksud bapak apa?” Gadis tidak percaya dengan apa yang didengarnya baru saja. Layani…? Kenapa terdengar ambigu? Kenapa tidak langsung saja to the point sih? “Tidak ada pengulangan. Cukup satu kali saya bilang.” Jawab Ganda. Gadis memejamkan matanya, tangannya terkepal menahan emosi karena merasa sungguh terhina. “Maaf, tapi bapak sungguh keterlaluan. Bapak sudah menghina saya, menghina harga diri saya. Saya bukan p*****r! Saya memang tidak berlebih dalam hal materi tapi saya tidak akan menjual kehormatan saya, hanya demi dua ratus juta saja!” suara Gadis bahkan sudah bergetar, tidak hanya suara, kakinya juga sudah bergetar. Dia butuh duduk. Tapi si duda siyalan itu bahkan malah melihat ke arahnya dengan pandangan mata yang…. hmm… entahlah? Kenapa kok pandangan mata itu malah terlih